Selasa, 23 Februari 2010

tugas remidial ISO

TUGAS REMEDIAL ISO

NAMA : SEPTYA ADHI NUGROHO

NIM : 223107021

JURUSAN :D3 MTU A

Pengertian ISO 9001:2000

ISO 9001:2000 adalah suatu standar internasional untuk sistem manajemen kualitas. ISO 9001:2000 menetapkan persyaratan-persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan penilaian dari suatu sistem manajemen mutu, yang bertujuan untuk menjamin bahwa organisasi akan memberikan produk yang dapat menjamin kepuasan pelanggan. ISO 9001:2000 bukan merupakan standar produk.

ISO 9001:2000 hanya merupakan standar sistem manajemen (Gaspersz, 2001, p.1).

ISO 9001:2000 bukan merupakan standar produk, karena tidak menyatakan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh produk. ISO 9001:2000 hanya merupakan standar sistem manajemen mutu (Gaspersz, 2001,p.1).

Model Proses ISO 9001:2000

Model proses ISO 9001:2000 terdiri dari lima bagian utama yang menggambarkan sistem manajemen organisasi, yaitu (Gaspersz, 2001, p.3):

1. Sistem Manajemen Kualitas (Klausul 4 dari ISO 9001:2000).

2. Tanggung Jawab Manajemen (Klausul 5 dari ISO 9001:2000).

3. Manajemen Sumber Daya (Klausul 6 dari ISO 9001:2000).

4. Realisasi Produk (Klausul 7 dari ISO 9001:2000).

5. Analisis, Pengukuran, dan Peningkatan (Klausul 8 dari ISO 9001:2000).

Prinsip-Prinsip dasar ISO 9001:2000

ISO 9001:2000 disusun berlandaskan pada delapan prinsip dasar.

Prinsip-prinsip ini digunakan oleh top management untuk membantu meningkatkan kinerja dari sebuah industri atau perusahaan. Berikut ini adalah 8 prinsip dasar ISO 9001:2000 (Gaspersz, 2001, p. 75-84):

1. Fokus Pelanggan

Industri atau perusahaan sangat tergantung pada pelanggan. Karena itu, setiap industri atau perusahaan harus memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan baik kebutuhan dan keinginan sekarang maupun yang akan datang.

2. Kepemimpinan

Pemimpin dari industri atau perusahaan harus mampu menetapkan tujuan dan arah dari industri atau perusahaan. Selain itu, pemimpin dari industri atau perusahaan harus menciptakan dan memelihara lingkungan internal agar orang-orang dapat menjadi terlibat secara penuh dalam mencapai tujuan-tujuan industri atau perusahaan.

3. Keterlibatan Personel

Keterlibatan personel merupakan faktor yang penting. Dengan melibatkan seluruh personel, manfaat yang diterima industri atau perusahaan akan lebih besar. Manfaat-manfaat yang diperoleh apabila industri atau perusahaan menerapkan prinsip keterlibatan personel adalah:

• Orang-orang dalam industri atau perusahaan menjadi termotivasi,memberikan komitmen, dan terlibat.

• Orang-orang dalam industri atau perusahaan lebih giat dalam melakukan inovasi agar tujuan-tujuan industri atau perusahaan tercapai.

• Orang-orang dalam industri atau perusahaan menjadi bertanggung jawab terhadap kinerja mereka.

4. Pendekatan Proses

Suatu hasil yang diinginkan akan tercapai secara lebih efisien, apabila aktivitas dan sumber-sumber daya yang berkaitan dikelola sebagai suatu proses. Salah satu metode yang dipakai untuk pendekatan proses adalah PDCA. PDCA secara singkat dapat diuraikan sebagai berikut:

• Plan : Tetapkan tujuan dan proses yang diperlukan untuk menyerahkan hasil yang sesuai dengan persyaratan pelanggan

• Do : Implementasi proses

• Check : Memantau dan mengukur proses terhadap kebijakan tujuan dan persyaratan bagi produk dan laporkan hasilnya

• Action : Lakukan tindakan perbaikan secara berkelanjutan

5. Pendekatan Sistem Terhadap Manajemen

Pengidentifikasian, pemahaman, dan pengelolaan, dari proses-proses yang saling berkaitan sebagai suatu sistem, akan memberikan kontribusi pada efektivitas dan efisiensi terhadap industri atau perusahaan dalam mencapai tujuan-tujuannya.

6. Peningkatan Terus-Menerus

Peningkatan terus-menerus dari kinerja organisasi secara keseluruhan harus menjadi tujuan tetap dari organisasi. Peningkatan terus-menerus dilakukan untuk meningkatkan efektivitas organisasi untuk memenuhi kebijakan dan tujuan dari organisasi.

7. Pendekatan Faktual dalam Pembuatan Keputusan

Keputusan yang efekif adalah berdasarkan pada analisis data dan informasi.

Analisis data dan informasi berguna untuk menghilangkan akar penyebab masalah, sehingga masalah-masalah mutu dapat terselesaikan secara efektif dan efisien. harus ditujukan untuk meningkatkan kinerja organisasi dan efektivitas implementasi sistem manajemen mutu.

8. Hubungan Pemasok yang Saling Menguntungkan

Suatu industri dan pemasoknya adalah saling tergantung, dan suatu hubungan yang saling menguntungkan akan meningkatkan kemampuan bersama dalam menciptakan nilai tambah.

Langkah-Langkah Dalam Menerapkan ISO 9001:2000

Berikut ini dapat dilihat langkah-langkah yang diperlukan dalam menerapkan ISO 9001:2000 (Gaspersz, 2001):

• Tahap Persiapan

Tahap persiapan ini meliputi persiapan pembentukan tim pengembangan mutu dan pelatihan dasar untuk memahami sistem manajemen mutu sesuai standar.

• Tahap Pengembangan

Tahap pengembangan ini melibatkan aktivitas industi atau perusahaan, meninjau semua dokumentasi yang ada dan mengembangkan sistem mutu dalam organisasi. Pelatihan yang lebih detil lagi mungkin diperlukan untuk pelatihan karyawan dalam kunci-kunci pengembangan mutu. Jika industi atau perusahaan berskala cukup besar, bisa dipertimbangkan untuk menggunakan konsultan eksternal untuk membantu mempersiapkan sistem manajemen mutu.

• Tahap Implementasi

Sistem manajemen mutu yang telah dikembangkan perlu diimplementasikan dalam proyek yang sebenarnya untuk selanjutnya dikaji dalam tahap berikutnya.

• Tahap Audit

Audit sistem manajemen mutu dilaksanakan setelah implementasi berjalan untuk jangka waktu yang telah ditentukan. Tujuan dari audit sistem manajemen mutu adalah untuk memastikan apakah semua operasional dalam organisasi sudah berjalan sesuai dengan prosedur.

• Tahap Sertifikasi

Tahap ini meliputi sertifikasi oleh Badan Sertifikasi yang terakreditasi. Setelah melalui tahap ini, industi atau perusahaan resmi sebagai pemegang sertifikat ISO.

tugas remidial ISO

TUGAS REMEDIAL ISO


NAMA : ERIC CAHYADI

NIM : 223107014

JURUSAN : D3 MTU A

Penerapan Sistem Managemen Mutu

di lingkungan LPMP Jawa Barat

Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Jawa Barat Merupakan unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat di Lingkungan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional. Sebagai Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan, LPMP bertujuan memberikan layanan yang terbaik dalam mutu pendidikan, sesuai dengan standar yang ditetapkan pemerintah.

Sebagai komitmen untuk mencapai tujuan diatas, LPMP menyusun, mengembangkan dan menetapkan alat bantu manajemen berupa Sistem Manajemen Mutu (SMM) yang disusun dan mengacu pada standar ISO 9001:2008, mencakup proses-proses yang berkaitan dengan standar Penjaminan Mutu Pendidikan, sesuai dengan Permendiknas Nomor 49 tahun 2008.

Tugas Pokok Dan Fungsi

Sesuai dengan Permendiknas nomor 49 tahun 2008 :

1. Pemetaan mutu pendidikan dasar dan menengah termasuk TK, RA, dan Bentuk lain yang sederajat.

2. Pengembangan dan pengelolaan sistem informasi mutu pendidikan dasar dan menengah termasuk TK, RA atau bentuk lain yang sederajat

3. Supervisi satuan pendidikan dasar dan menengah termasuk TK, RA atau bentuk lain yang sederajat dalam pencapaian standar mutu pendidikan

4. Fasilitasi sumber daya pendidikan terhadap satuan pendidikan dasar dan menengah termasuk TK, RA, atau bentuk lain yang sederajat dalam penjaminan mutu pendidikan.

5. Pelaksanaan urusan administrasi LPMP

Nilai Inti

* Religius

* Profesionalisme

* Transparan

* peduli Lingkungan

* Berwawasan global

* Akuntable

Kebijakan Mutu Lembaga

Loyal terhadap kebijakan pemerintah sertasistem manajemen mutu ISO 9001:2008 dalam menjalankan tupoksi lembaga

Prima dalam memberikan pelayanan untuk menyelengarakan Good Governance sehingga mencapai kepuasan pelanggan

Mutu dan daya saing menjadi prioritas lembaga untuk ditingkatkan secara terus menerus

Pemerataan akses informasi pendidikan di Jawa Barat

JAminan mutu pendidikan berdasarkan Standar Nasional Pendidikan

BARometer informasi di Jawa Barat

Sasaran Mutu Lembaga

1. Terlaksananya program penjaminan mutu pendikan dengan target kepuasan pelanggan minimal 80%

2. Terlaksananya pelayanan non akademis dengan tingkat kepuasan pelanggan internal dan eksternal minimal 80%

Sasaran Mutu Seksi/Subbag

Sub Bagian Umum :

1. Tercapainya tingkat kehadiran pengawai minimal 85% setiap bulan

2. Terlaksananya program peningkatan kompetensi pegawai dengan tingkat ketercapaian minimal 50%

3. Terlaksananya pelayanan non akademis dengan tingkat kepuasan pelanggan internal dan eksternal minimal 75%

Seksi Program dan Sistem Informasi :

1. Meminimalkan keluhan pelanggan terhadap putusnya koneksi dengan client dengan jaringan lokal LPMP Jawa Barat tidak lebih dari 10%

2. Tersedianya data pendidik dan tenaga kependidikan di Jawa Barat dengan tingkat keakuratan minimal 80%

3. Tersajikannya informasi pendidikan melalui media cetak dengan tingkat kepuasan pelanggan 80%

4. Terdapatnya minimal 5 informasi baru dalam website LPMP Jawa Barat setiap bulannya.

Seksi Pemetaan Mutu dan Supervisi :

1. Terlaksananya program pemetaan mutu dan supervisi pendidikan di Jawa Barat dengan tingkat kepuasan pelanggan minimal 85%

2. Terlaksananya program monitoring dan evaluasi dengan tingkat kepuasan pelanggan minimal 85%

Seksi Fasilitasi Sumber Daya Pendidikan :

1. Terselenggarakannya fasilitasi pendidik dan tenaga kependidikan dengan tingkat kepuasan 70%

2. Terfasilitasinya bantuan teknis penyaluran dana hibah bagi pendidik dan tenaga kependidikan dengan tingkat keterserapan minimal 70% dalam kurun waktu dua bulan setelah MoU

Koordinatorat Widyaiswara :

1. Melakukan layanan akademis dengan tingkat kepuasan pelanggan minimal 80%

2. Terlaksananya program peningkatan kompetensi tenaga fungsional melalui seminar atau kajian mutu pendidikan minimal 6 kali dalam setahun

Pos Wajib

1. PW-1, Pengendalian Dokumen

2. PW-2, Pengendalian Rekaman

3. PW-3, Audit Mutu Internal

4. PW-4, Pengendalian produk tidak sesuai

5. PW-5, Tindakan Korektif

6. PW-6, Tindakan Pencegahan

Pos Pendukung

1. PP-1, Tinjauan Manajemen

2. PP-2, Pengembangan SDM

3. PP-3, Penugasan Personil dan Tata Laksana

4. PP-4, Pemeliharaan Fasilitas dan Lingkungan Kerja

5. PP-5, Pembelian

6. PP-6, Analisa Data dan Perbaikan

Pos Utama

1. PU-1, Perancangan Program

2. PU-2, Perencanaan Program

3. PU-3, Pelaksanaan Program

4. PU-4, Monitoring dan Evaluasi Program

Intruksi Kerja

Sub Bagian Umum

Pengadaan pegawai, Identitas Pegawai, Kesejahteraan dan Penghargaan, Kepangkatan, Disiplin Pegawai, Keuangan, Administrasi Perpustakaan dan Sumber Belajar, Sirkulasi Bahan Pusataka dan Sumber Belajar, Pengembangan Sumber Belajar, Pesanan Akomodasi dan Konsumsi, Fasilitasi Akomodasi dan konsumsi.

Seksi Program dan Sistem Informasi

Produksi Data, Penyajian Informasi Media Cetak, Pengembangan Website, Pengembangan Perangkat Sistem Informasi, Pemeliharan jaringan, Back-up Data Lembaga.

Seksi Pemetaan Mutu dan Supervisi

Pemetaan, Supervisi, Monitoring, dan Evaluasi.

Seksi Fasilitasi Sumber Daya Pendidikan

Pemberian Dana Hibah, Fasilitasi.

revisi tugas Septya Adhi Nugroho (223107021)

NAMA : SEPTYA ADHI NUGROHO
NIM : 223107021
JURUSAN :D3 MTU A
MENHUB MINTA MUTU PELAYANAN ANGKUTAN HAJI UNTUK TERUS DITINGKATKAN


27-10-2009
Menteri Perhubungan Freddy Numberi mengatakan, ibadah haji merupakan ibadah rutin tahunan yang diikuti masyarakat Indonesia. Karena itu, dia mengharapkan mutu pelayanan di bandara-bandara yang menjadi embarkasi maupun debarkasi jamaah haji harus terus ditingkatkan.
”Ini harus jadi tekad kita semua. Pelaksanaan haji itu kan sepanjang masa, tiap tahun pasti dilakukan. Karena itu pelayanannya harus dibikin lebih baik. Setiap tahun harus ada peningkatan. Bikin kemudahan, jangan jamaah haji itu dipersulit,” tegas Menhub Freddy di sela kunjungan kerja ke Terminal Haji Bandara Soekarno-Hatta, Selasa (27/10).

Dalam kunjungan kerjanya itu, Menhub didampingi Menteri Agama Suryadarma Ali, Dirjen Perhubungan Udara Herry Bakti, Dirut PT Angkasa Pura II Eddy Haryoto, serta Dirut Garuda Indonesia Emirsyah Satar.

Untuk saat ini, Menhub menambahkan, keberadaan terminal khusus haji yang ada di Bandara Soetta cukup merepresentasikan upaya peningkatan mutu pelayanan kepada jamaah. Pada sisi lain, Menhub juga tidak mempersoalkan kualitas pelayanan yang diberikan Garuda Indonesia selaku maskapai pengangkut jamaah menuju tanah suci.

Namun, Menhub tetap meminta baik PT Angkasa Pura II maupun Garuda Indonesia untuk terus mengupayakan peningkatan pelayanan terhadap jamaah. ”Penyediaan terminal khusus haji ini sudah bagus, karena jamaah tidak perlu berbaur dengan penumpang reguler di terminal umum. Saya berharap, mutu pelayanan yang baik tidak hanya saat berangkat, tetapi juga pada saat proses pemulangan jamaah dari tanah suci,” imbuh Menhub.

Kepada Garuda, Menhub melanjutkan, salah satu upaya peningkatan mutu pelayanan yang bisa dilakukan maskapai tersebut adalah dengan memberikan kemudahan pengangkutan bagasi. Karena sebagaimana diketahui, tiap tahun, bagasi selalu menjadi permasalahan sendiri dalam pelaksanaan angkutan haji.

”Berilah penumpang kemudahan untuk bagasi, kalau perlu digratiskan sehingga mereka tidak perlu membawa barang banyak-banyak ke dalam kabin yang ruang bagasinya sangat terbatas itu. Saya yakin, kalau itu disosialisasikan dengan baik, memintah jamaah untuk mengepak barangnya dengan baik, pasti bisa. Jamaah pasti akan mengerti,” kata Menhub.

”Masalah dalam setiap pelaksanaan angkutan haji memang pasti terjadi. Tetapi, kalau diantisipasi dengan baik, seharusnya tidak perlu ada masalah. Karena itu, dari waktu ke waktu harus bisa lebih baik,” lanjutnya.

Menanggapi itu, Dirut Garuda Indonesia Emirsyah Syatar mengatakan, pihaknya akan berupaya melaksanakan instruksi Menhub untuk terus melakukan upaya peningkatan mutu pelayanan terhadap jamaah. ”Insya Allah, kami akan terus berupaya untuk meningkatkan mutu pelayanan. Karena itu, kami selalu berusaha untuk menyediakan armada yang baik,” ujar Emir.

Selain armada, Emir menambahkan, untuk memudahkan proses komunikasi jamaah selama penerbangan berlangsung, pihaknya juga merekrut putra dan putri daerah dari masing-masing wilayah embarkasi. ”Masih banyak jamaah yang tidak bisa berkomunikasi bahasa Indonesia, karena itu untuk membantu mereka, kita ambil pramugari dan pramugara dari daerah asal masing-masing,” sambungnya.

Menag Suryadarma Ali menambahkan, dirinya berharap proses pengangkutan jamaah haji baik dari tanah air maupun dari tanah tanah suci bisa dilakukan tanpa hambatan berarti. ”Untuk transportasi dari Indonesia ke tanah suci, menurut saya tidak ada masalah. Untuk di tanah suci pun, kita sudah pesiapkan sarana transportasi yang memadai bagi jamaah, baik dari Jeddah, Madinah, menuju Arafah atau Mekkah, serta sebaliknya,” papar Suryadarma.

Dia juga mengungkapkan bahwa proses pelaksanaan pengangkutan jamaah, terlebih saat pelaksanaan ibadah haji berlangsung, tidak akan terlepas dari masalah. Dia beralasan, tumpah ruahnya jutaan jamaah yang mengikuti ritual tersebut akan menjadi permasalahan tersendiri bagi transportasi di tanah suci. ”Karena itu, kita siapkan skenario antisipasi agar masalah tidak terlalu besar,” ujarnya.

ANALISIS :
Ibadah haji merupakan aktifitas rutin yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia, dalam hal ini mereka yang ingin menunaikan ibadah haji umumnya menggunakan jasa angkutan udara. Oleh karena itu pelayanan dalam penerbangan harus lebih ditingkatkan agar para pengguna merasakan kepuasan yang diberikan. Maka dari itu ini merupakan realisasi produk yang dikeluarkan oleh perusahaan airlines. Manajemen juga harus bertanggung jawab dalam hal peningkatan pelayanan yang akan diberikan. Dalam bidang SDM juga harus bekerja sesuai standar yang ditetapkan perusahaan agar memperoleh kepuasan pelanggan.

revisi tugas eric cahyadi (223107014)

NAMA : ERIC CAHYADI
NIM : 223107014
JURUSAN : D3 MTU A
Pembajakan pesawat (atau disebut juga pembajakan udara dan perompakan pesawat) adalah pengambilan alih sebuah pesawat terbang, oleh satu orang atau berkelompok, umumnya bersenjata. Dalam beberapa kasus, pilot dipaksa terbang berdasarkan aturan si pembajak.
Secara alternatif, salah satu dari pembajak berperan sebagai pilot. Contohnya kasus Serangan 11 September 2001; pembajak belajar menerbangkan pesawat untuk persiapan, dan/atau dipilih oleh Al-Qaeda berdasarkan kemampuan menerbangkan pesawat.
Dalam satu kasus pilot resmi membajak pesawat: pada bulan Oktober 1998, penerbangan Air China dari Beijing menuju Kunming di Yunnan, pilot tersebut terbang menuju Taiwan setelah mengancam untuk menjatuhkan pesawat dan menewaskan penumpang di dalamnya apabila anggota kru lainnya mencegahnya terbang ke Taiwan.
Tidak seperti pembajakan kendaraan darat atau kapal laut, pembajakan udara biasanya tidak diorder untuk merampok barang kargo. Agaknya, beberapa pembajakan pesawat menggunakan penumpang sebagai sandera untuk mengirim pembajak ke tujuan yang diinginkan, menahan mereka untuk tebusan, atau, sebagaimana kasus pesawat Amerika Serikat yang dibajak menuju Kuba tahun 1970, pembajak pesawat tersebut ditahan. Motif biasa lainnya adalah publisitas untuk beberapa alasan. Sejak pembajakan pesawat sebagai misil bunuh diri pada serangan 11 September 2001, pembajakan adalah jenis ancaman keamanan paling berbeda - lebih dulu penggunaan pembajakan pesawat sebagai misil bunuh diri telah dilakukan oleh Samuel Byck pada tahun 1974 dan pada Air France Penerbangan 8969 pada tahun 1994.
Pembajakan untuk sandera biasanya telah melalui jalan negosiasi antara pembajak dan otoritas, diikuti dengan beberapa bentuk penyelesaian -- tidak selalu dengan pertemuan para pembajak untuk menentukan permintaan yang asli -- atau menyerang pesawat oleh polisi atau angkatan spesial untuk menyelamatkan sandera. Tanggal 11 September 2001, kebijakan beberapa maskapai penerbangan adalah agar pilot menuruti permintaan pembajak dengan harapan akan terjadi perdamaian. Sejak itu, kebijakan tersebut telah ditarik kembali, dengan alasan kebaikan hati selama menyerang kokpit.
Pilihan untuk mencegah pembajakan adalah memeriksa agar tidak ada senjata di pesawat, memasukkan polisi udara selama penerbangan, dan menguatkan kokpit agar pembajak tidak masuk ke dalam kokpit.
Latar Belakang
Pembajakan pesawat yang terekam pertama kali pada tanggal 21 Februari 1931 di Arequipa, Peru. Byron Rickards menerbangkan sebuah Ford Tri-Motor dan kemudian dipaksa mendarat oleh pasukan revolusioner. Dia menolak untuk menerbangkan mereka dan setelah 10 hari di sana, Rickards menerima informasi bahwa revolusi tersebut telah berhasil dan dia dapat terbang pulang-pergi untuk memberikan tumpangan kepada mereka menuju Lima. Beberapa pembajakan tidak selalu lucu. Pembajakan pertama pada maskapai penerbangan komersial kemungkinan terjadi pada tanggal 16 Juni 1948 saat kegagalan dalam menangani kontrol Miss Macao, sebuah pesawat air milik perusahaan Cathay Pacific, menyebabkan pesawat itu jatuh di laut Macau. Pada tanggal 30 Juni 1948, sebuah pesawat komersial Bulgaria, Junkers, berhasil dibajak menuju Istanbul, Turki oleh seorang diplomat dan keluarganya, yang telah menembak mati ko-pilot (yang akan menjadi kepala penerbangan sipil Bulgaria) dan operator radio dengan permintaan untuk keluar menuju dunia barat. Pada tanggal 12 September 1948, sebuah pesawat T.A.E. Airlines milik Yunani berhasil dibajak oleh 6 murid pro-komunis yang meminta diterbangkan ke Yugoslavia. Pesawat tersebut mendarat dekat Skopje dan kembali menuju Thessaloniki sore itu.
Sejak tahun 1947, 60% pembajakan telah membebaskan sandera. Pada tahun 1968-69, jumlah pembajakan pesawat terbang semakin meningkat. Tahun 1968, telah terjadi 27 pembajakan dan meminta diterbangkan ke kuba. Tahun 1969, telah terjadi 82 pembajakan yang terekam di seluruh dunia, dua kali lipat lebih banyak daripada periode 1947,67. Kebanyakan orang Palestina menggunakan pembajakan sebagai senjata politik untuk mempublikasikan sebab membajak dan untuk memaksa pemerintah Israel agar membebaskan tahanan Palestina dari penjara.
Pembajakan maskapai penerbangan telah berkurang sejak mencapai puncaknya yaitu 385 insiden antara tahun 1967-76. Tahun 1977-86, total pembajakan berkurang menjadi 300 insiden dan pada tahun 1987-96, figur ini berkurang hingga 212.
Daftar Pembajakan yang Diketahui
· Israel 12 Desember 1954: Sebuah maskapai penerbangan sipil Syria dipaksa mendarat di Tel Aviv oleh jet Israel kemudian penumpang dan kru pesawat ditahan di sana selama 2 hari, walaupun dunia internasional mengutuk pembajakan itu.
· Kuba 11 November 1958: Pembajakan Amerika Serikat-Kuba pertama. Pesawat Cubana en route dari Miami menuju Varadero menuju Havana dibajak oleh militan Kuba. Pembajak mencoba mendarat di Sierra Crystal di Kuba Timur untuk mengirim senjata kepada pemberontak Raúl Castro. Setelah malam hari, pesawat tersebut kehabisan bahan bakar dan mencoba mendarat darurat di pabrik gula Preston, tetapi tidak berhasil dan mendarat di laut, menewaskan penumpang dan kru pesawat. [1]
· Palestina 1968: Pembajakan Israel-Arab pertama, sebagaimana 3 anggota popular Front for the Liberation of Palestine (PFLP) membajak sebuah pesawat El Ai menuju Roma. Pesawat tersebut diarahkan menuju Algiers, negosiasi tersebut berlangsung selama 40 hari. Para pembajak dan sandera dibebaskan. Ini adalah pembajakan pertama yang berhasil dan sukses terhadap penerbangan El Ai.
· Uni Soviet 15 Mei 1970: Urusan Pembajakan Dymshits-Kuznetsov, sebuah grup refusenik Soviet mencoba untuk membajak pesawat.
· Palestina September 1970: Sebagai bagian dari pembajakan Dawson's Field, anggota PFLP mencoba untuk membajak 4 pesawat sekaligus. Mereka berhasil membajak 3 pesawat dan memaksa pesawat untuk terbang ke padang pasir Yordania, dimana para pembajak meledakkan pesawat setelah membebaskan sandera. Sandera terakhir dibebaskan dengan imbalan pembebasan 7 tahanan Palestina. Penyerangan ke-4 pada pesawat El Ai dilakukan oleh 2 orang termasuk Leila Khalid digagalkan oleh petugas bersenjata di dalam pesawat.
· Amerika Serikat 1971: D.B. Cooper membajak Northwest Orient Airlines Penerbangan 305 dan meminta tebusan sebesar $200,000 untuk pembebasan penumpang pesawat. Cooper memilih untuk terjun dengan parasut dari belakang Boeing 727 dan tidak pernah ditemukan.
· Australia 15 November 1972: Pembajakan pesawat pertama di Australia. Seorang pembajak bersenjata dengan sebuah rifle 22 sawn-of dan sebuah pisau dalam penerbangan Ansett Airlines Penerbangan 232 dari Adelaide menuju Alice Springs dengan 28 penumpang dan 4 kru. Diikuti dengan perang bersenjata di Bandara Alice Springs menghasilkan kematian si pembajak, Miloslav Hrabinec dan seorang petugas polisi terluka kritis.
· Amerika Serikat 22 Februari 1974: Samuel Byck menembak dan membunuh petugas polisi Maryland Aviation Administration, Neal Ramsburg, di BWI sebelum menyerang Delta Air Lines Penerbangan 523 menuju Atlanta. Dia mendapat akses menuju kokpit saat pesawat masih di darat, bermaksud untuk membunuh Presiden Nixon dengan menerbangkan DC-9 menuju Gedung Putih. Dia menembak kedua pilot dan ko-pilot sebelum dia ditembak melalui jendela pesawat oleh petugas lainnya.
· Palestina 1976: Pembajakan Palestina terhadap Air France Penerbangan 139 berakhir di Bandara Entebbe, Uganda oleh Operasi Entebbe: Komando Israel menyerang gedung itu, menahan para pembajak dan sandera, menewaskan semua pembajak Palestina dan menyelamatkan 105 orang, kebanyakan sandera Israel, 3 penumpang dan 1 komando tewas.
· Palestina1977: Lufthansa Penerbangan 181 (juga diketahui sebagai Landshut) dibajak oleh teroris Palestina dalam penerbangan dari Palma de Mallorca menuju Frankfurt. Cobaan itu berakhir di Mogadishu saat komando GSG 9 menyerang pesawat itu. 3 pembajak tewas dan 86 sandera dibebaskan. Pilot pesawat tewas. Pelaku pembajakan diduga sebagai tangan kanan dari German Red Army Faction.
· Malaysia 4 Desember 1977: Sebuah Boeing 737 Malaysia Airlines Penerbangan 653 dibajak dan jatuh di Tanjung Kupang, Johor, menewaskan 100 penumpang di dalamnya.
· Siprus 1978: 2 orang Arab merampas sebuah pesawat di Siprus. Komando Mesir terbang tanpa diundang untuk mengambil alih pesawat itu. Tentara Siprus menahan kejadian itu dan 15 orang Mesir tewas dalam serangan 45 menit.
· Jerman Timur 1979: 2 orang Jerman Timur membajak sebuah pesawat menuju Berlin Barat.
· Serbia 20 Juni dan 21 Juni 1979: Sebuah penerbangan American Airlines dari New York menuju Chicago dibajak oleh Nikola Kavaja, seorang nasionalis Serbia, meminta untuk dibebaskannya nasionalis Serbia yang ditahan di Amerika Serikat. Tidak sanggup untuk mengamankan pembebasan sahabatnya, si pembajak membebaskan semua sandera kecuali pilot, ko-pilot dan seorang kru pesawat. Mereka terbang dari Chicago kembali ke New York dimana dia ditransfer menuju sebuah Boeing 707, yang mana terbang menuju Irlandia dimana si pembajak menyerah dan dibawa kembali ke Amerika Serikat untuk diadili. Senjata yang digunakan hanya bom buatan. Tidak ada korban jiwa dalam pembajakan tersebut.
· Pakistan 1981: Sebuah jet Pakistan International Airlines dibajak dan dibawa menuju Kabul, dimana seorang penumpang tewas sebelum pesawat tersebut terbang menuju Damaskus; para sandera akhirnya dibebaskan setelah 13 hari saat Pemerintah Pakistan setuju untuk membebaskan 50 tahanan politik.
· Indonesia 1981: Pembajakan penerbangan Garuda Indonesia GA 206 pada tanggal 28 Maret 1981. Ini adalah pembajakan serius maskapai penerbangan Indonesia, sejak kasus pertama seorang pembajak laut putus asa yang tewas oleh si pilot itu sendiri. Para pembajak, dalam satu grup yang disebut Komando Jihad, membajak DC-9 "Woyla", dalam rute Palembang menuju Medan, dan meminta pilot untuk terbang menuju Colombo, Sri Lanka. Tetapi sejak kehabisan bahan bakar, pesawat tersebut mengisi bahan bakar di Penang, Malaysia dan menuju Don Muang, Thailand. Para pembajak meminta pembebasan anggota Komando Jihad yang ditahan di Indonesia, dan US$1.5 juta, sebagaimana sebuah pesawat membawa tahanan tersebut menuju tujuan yang ditetapkan. Komando Kopassus yang mengambil bagian dalam misi ini, dilatih selama 3 hari dengan senjata yang sangat asing, dieksekusi secara cepat dalam operasi ini. Salah satu komando Kopassus tertembak oleh pemimpin pembajakan, yang akhirnya menembak dirinya sendiri. Semua sandera selamat.
· Irlandia 1981: Sebuah penerbangan Aer Lingus dari Dublin menuju London dibajak dan diarahkan menuju Le Touquet di Perancis oleh seorang laki-laki yang meminta Paus membebaskan keturunan ketiga dari Fatima. Saat otoritas bernegosiasi dengan pembajak dengan radio di kokpit, pasukan spesial Perancis memasuki bagian belakang pesawat dan menundukkan si pembajak.
· Sri Lanka 1 Juli 1982: Seorang Sri Lanka, diidentifikasi sebagai Sepala Ekanayaka, yang berusia 33 tahun, membajak sebuah jumbo jet Alitalia dari Bangkok, Thailand, dengan permintaan dapat bersatu kembali dengan istri dan anaknya dan kembali ke Sri Lanka.
· India 22 Agustus 1982: Seorang militan Sikh, bersenjatakan pistol dan granat tangan, membajak sebuah Boeing 737 pada penerbangan terjadwalkan dari Mumbai menuju New Delhi membawa 69 penumpang. Pasukan keamanan India membunuh si pembajak dan menyelamatkan semua penumpang
· Uni Soviet 1983: Sebuah pesawat dibajak di Tbilisi, Georgia.
· India 24 Agustus 1984: 7 pembajak muda Sikh meminta sebuah jetliner Indian Airlines terbang dari Delhi menuju Srinagar [2] agar diterbangkan menuju Amerika Serikat. Pesawat tersebut dibawa ke Uni Emirat Arab dimana menteri keamanan UAE bernegosiasi untuk pembebasan penumpang. Pembajakan ini dikaitkan dengan perlawanan penarikan diri Sikh dari negara bagian Punjab di India.
· Lebanon 1984: Pembajak Syiah Lebanon mengarahkan sebuah penerbangan [[Kuwait Airways menuju Tehran. Pesawat tersebut akhirnya dapat diambil alih oleh petugas keamanan Iran yang berpakaian seperti staf keamanan [1]
· Lebanon 1985: Pembajak Syiah Lebanon mengarahkan Trans World Airlines (TWA) Penerbangan 847 dari Athena menuju Beirut dengan 153 penumpang di dalamnya. Ketegangan berakhir setelah Israel membebaskan 31 tahanan Lebanon.
· Palestina 1985: Pembajak Palestina mengambil alih EgyptAir Penerbangan 648 dan menerbangkan pesawat tersebut ke Malta. Bersama-sama, 60 orang tewas, kebanyakan komando Mesir saat menyerang pesawat itu.
· Palestina 1986: 22 penumpang tewas saat pasukan spesial Pakistan menyerang Pan Am Penerbangan 73 di Karachi, membawa 400 penumpang dan kru setelah dikepung selama 16 jam.
· Tiongkok 1990: Pembajak merampas sebuah pesawat dari Republik Rakyat Cina yang mana terjatuh setelah mencoba mendarat di Canton, menewaskan 128 penumpang.
· Pakistan 1991: 26 Maret 1991, Singapore Airlines Penerbangan 117 dibajak oleh 4 orang yang mengklaim anggota dari Partai Rakyat Pakistan. Anggota Pasukan Operasi Spesial Elit Singapura menyerang pesawat tersebut, menewaskan 4 pembajak dan membebaskan 118 penumpang dan 9 kru dalam waktu 30 detik. Tidak ada penumpang dan kru yang terluka.
· Amerika Serikat 1994: FedEx Penerbangan 705 dibajak oleh karyawan Auburn Calloway yang putus asa dan meninggalkan Memphis, Tennessee dengan maksud memanfaatkan pesawat sebagai misil terhadap FedEx Headquarters. Akhirnya dia dapat diatasi oleh kru pesawat sebelum pendaratan darurat di Memphis.
· Aljazair 1994: Air France Penerbangan 8969 dibajak oleh 4 teroris GIA yang merencanakan untuk menabrak Menara Eiffel. Setelah mengeksekusi 3 penumpang, komando GIGN menyerang pesawat, menewaskan semua pembajak dan membebaskan semua penumpang.
· Iran 1995: Pembelot Iran dan pramugari pesawat, Rida Garari, membajak Kish Air Penerbangan 707, yang mendarat di Israel. Tidak ada korban jiwa.
· Palestina 1996: Pesawat Hemus Air Tu-154 dibajak oleh seorang Palestina, Nadir Abdallah, terbang dari Beirut menuju Varna. Si pembajak meminta agar pesawat mengisi bahan bakar dan terbang menuju Oslo, Norwegia setelah mendarat di Bandara Varna. 150 penumpang dibebaskan di Varna, tetapi kru pesawat melanjutkan penerbangan menuju Oslo.
· Ethiopia 1996: Ethiopian Airlines Penerbangan 961 jatuh di Samudera hindia setelah para pembajak menolak pilot agar mendarat dan mengisi bahan bakar. 125 penumpang tewas dan 50 penumpang selamat. Pembajakan ini hanyalah insiden ke-3 yang mana terdapat penumpang selamat pada pesawat jet penumpang yang jatuh ke air.
· Malta 1997: Dua laki-laki yang membajak pesawat Air Malta en route dari Malta menuju Turki pada tanggal 9 Juni 1997, menyerah kepada polisi di bandara Cologne pada hari yang sama dan dibebaskan. 80 anggota kru dan penumpang pesawat selamat.
· Jepang 1999: All Nippon Airways Penerbangan 61 dibajak oleh seorang laki-laki. Dia membunuh pilot sebelum dia ditundukkan.
· Afganistan 2000: Ariana Afghan Airlines Boeing 727 dibajak selama penerbangan oleh Taliban, dan berakhir di Bandara London Stansted, dimana kebanyakan penumpang mengklaim dirinya seorang suaka politik.
· Pakistan 1999-2000: Teroris berbasis Pakistan membajak Indian Airlines Penerbangan 814 dan diarahkan ke Kandahar. Setelah satu minggu, India setuju untuk membebaskan 3 teroris Pakistan dengan imbalan sandera dibebaskan. 1 sandera ditusuk hingga tewas dan mayatnya dilempar ke landasan sebagai "serangan peringatan".
· Filipina 2000: Philippine Airlines Penerbangan 812 dibajak en route dari Davao City, Filipina menuju Manila. Pembajak tersebut keluar dengan menggunakan parasut saat pesawat masih terbang. Akhirnya dia ditemukan dalam keadaan tewas.
· Amerika Serikat 2001: Serangan 11 September 2001, Amerika Serikat bagian timur: 19 teroris membajak 4 pesawat (American Airlines Penerbangan 11, American Airlines Penerbangan 77, United Airlines Penerbangan 93, United Airlines Penerbangan 175). Keempat pesawat tersebut digunakan sebagai misil untuk menghasilkan kerusakan infrastruktur pada serangan teroris terburuk yang mencemarkan nama Amerika dalam sejarah; dua dari empat pesawat, United 175 dan American 11 ditabrakkan ke bangunan World Trade Center (WTC) di New York City, menghancurkan komplek WTC. American 77 ditabrakkan ke bangunan Pentagon, di Washington, D.C., menghasilkan kehancuran pada sebagian bangunan Pentagon. 3 pembajakan tersebut adalah pembajakan paling mematikan dari semua pembajakan di dunia. Dalam kasus United 93, tujuannya sama tetapi para penumpang mempelajari fatalnya 3 pesawat lainnya, menyerang kokpit, menyebabkan pembajak menjatuhkan pesawat di sebuah tanah kosong di Pennsylvania, menewaskan semua penumpang di dalamnya. Berdasarkan perhitungan resmi, 2,752 orang tewas di World Trade Center, 189 tewas di Washington, D.C., dan 44 tewas karena jatuh di tanah kosong dekat Shanksville, Pennsylvania.
· Turki 2006: Turkish Airlines Penerbangan 1476 terbang dari Tirana menuju Istanbul, dibajak di atas langit Yunani. Pesawat tersebut ,dengan 107 penumpang dan 6 kru di dalamnya, mengirim 2 kode sinyal pembajakan yang mana ditanggapi oleh angkatan udara Yunani
Pencegahan
Telah terjadi pembicaraan mengenai penguatan pada pintu kokpit untuk mencegah pembajak memasuki dan mengontrol pesawat. Di Britania Raya, Amerika Serikat, India, dan Australia, polisi udara telah ditambahkan pada beberapa penerbangan untuk menakuti pembajak dan mengagalkan pembajakan. Lainnya, beberapa penerbangan telah menambah sistem remote control untuk pesawat dimana tidak seorangpun yang dapat mengontrol penerbangan pesawat.
Dalam kasus berisiko serius seperti pesawat ditabrakkan menuju sebuah target, upaya yang harus dilakukan adalah menembak jatuh pesawat, menewaskan semua penumpang dan kru, untuk mencegah konsekuensi serius yang lebih parah.
Pilot pesawat komersial Amerika Serikat sekarang memiliki pilihan untuk membawa sebuah pistol pada dek pesawat, agar dapat menakuti si pembajak. Menembak jatuh pesawat dan menewaskan semua orang di dalamnya akan menjadi lebih berisiko daripada pilot menembak pistol pada sebuah maskapai penerbangan si dek pesawat. Menjinakkan peledak di dalam pesawat, bagaimanapun, adalah mitos, dan menurut persetujuan Amerika Serikat, perbuatan tersebut sangat mustahil dilakukan. [2]
Sejak "Hi, Jack" dan "hijack" dianggap mirip, ucapan ini secara luas dianggap sebagai ancaman keamanan di beberapa bandara. Bandara Internasional Los Angeles memperingatkan penumpang agar tidak mengucapkan "Hi, Jack" atau "Hey, Jack", tetapi mengucapkan "Hello, Jack" agar tidak dianggap membajak (hijack).
Satu tugas keamanan bandara untuk mencegah pembajakan adalah dengan memeriksa penumpang dan menyita benda apapun yang dapat digunakan sebagai senjata (bahkan benda yang kecil seperti gunting kuku).

Analisis :
Tindakan kriminal yang terjadi menimpa perusahaan penerbangan salah satunya berupa pembajakan pesawat. Jadi kejadian ini merupakan hasil kesalahan dari Management Sumber Daya, karena dengan kesalahan dari SDM sehingga terjadi tindakan kriminal yang sangat membahayakan keselamatan penumpang. Yang kedua adalah merupakan Tanggung Jawab Management. Selain membuat Airlines menjadi rugi karena permasalahan tersebut, Airlines juga harus mengganti kerugian yang dialami penumpang. Jadi dengan kriminal pembajakan pesawat harus benar-benar dihindari Airlines karena ini semua menyangkut keselamatan penumpang(safety).

Manajemen Mutu

NAMA :Lutfi Nazaruddin 2231.07.067

DIII MTU B
Tugas Mandiri Manajemen Mutu

Komitmen Penegakan Keselamatan Transportasi Udara Masih Rendah

Kapanlagi.com - Direktur Jenderal (Dirjen) Direktorat Perhubungan Udara Departemen Perhubungan RI, Budhi Muliawan Suyitno mengatakan, komitmen penegakkan keselamatan transportasi udara (Ramp Safety) nasional masih rendah.
"Untuk meningkatkan komitmen tersebut, butuh kerja sama antarpengelola dan penyedia jasa pesawat serta instansi yang bekerja di bidang transportasi udara," kata Budhi Muliawan Suyitno saat mengkampanyekan keselamatan di sisi udara (Ramp Safety Campaign), di Bandara Soekarno-Hatta (BSH), Tangerang, Selasa.
Suyitno mengemukakan, selain meningkatkan komitmen keselamatan udara, hal yang harus diawasi dan dijalankan secara serius yakni, sistem dan manajemen keselamatan juga perlu ditegaskan.
Menurut dia, setiap terminal bandara di seluruh Indonesia harus melakukan pembenahan sesuai dengan standar internasional, agar tingkat keselamatan dan pelayanan terhadap pengguna jasa transportasi udara merasa nyaman dan tertib.
Sedangkan faktor keselamatan yang harus ditingkatkan, yakni diadakannya pelatihan tanggap darurat terhadap petugas bandara untuk mengantisipasi jatuhnya korban dalam insiden kecelakaan, atau mengurangi resiko kejadian kebakaran seperti di Bandara Polonia, Medan, Sumatera Utara, beberapa waktu lalu.
Dasar pelaksanaan peningkatan keselamatan transportasi udara berpegang kepada "Program Airport Council International" (ACI), SKEP ADSH03/03HK.30/III/2000 tentang Peraturan dan Prosedur Kegiatan di Bandara serta Keputusan Jenderal Perhubungan Udara Nomor SKEP.140/VI/99 tentang Persyaratan dan Prosedur Pengoperasian Kendaraan di Sisi Udara.
Direktur Utama PT Angkasa Pura (AP) II, Edie Haryoto menambahkan, adanya kampanye keselamatan transportasi udara harus mampu memperhatikan bagi keselamatan pengguna jasa pelayanan pesawat, pengelola bandara maupun operator maskapai penerbangan.
"Perlu ada pelatihan petugas dan kerja sama antarlembaga atau instansi terkait untuk meningkatkan keselamatan di udara maupun bandara," kata Edie Haryoto.
Sementara itu, Kepala Kantor Administrator Bandara (Adban) BSH, Herri Bakti mengemukakan, pihaknya mulai mensosialisasikan tahapan dan regulasi sistem keselamatan penerbangan, salah satunya mengadakan pertemuan dengan seluruh operator maskapai serta PT AP II sebagai pengelola bandara.
Bakti menuturkan, selain berupaya meningkatkan keselamatan, Adban BSH juga akan menyusun jadwal penerbangan baru untuk menghindari penundaan jadwal penerbangan atau pendaratan kembali ke bandara atau Return to Base (RtB).
"Pasalnya, pekan kemarin penundaan jadwal banyak terjadi di BSH, sehingga diperlukan penyusunan jadwal baru bagi penerbangan," kata Bakti menegaskan.
Analisis Materi Diatas;
Bandar udara atau bandara merupakan sebuah fasilitas tempat pesawat terbang dapat lepas landas dan mendarat. Bandara yang paling sederhana minimal memiliki sebuah landas pacu namun bandara-bandara besar biasanya dilengkapi berbagai fasilitas lain, baik untuk operator layanan penerbangan maupun bagi penggunanya.

Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation Organization): Bandar udara adalah area tertentu di daratan atau perairan (termasuk bangunan, instalasi dan peralatan) yang diperuntukkan baik secara keseluruhan atau sebagian untuk kedatangan, keberangkatan dan pergerakan pesawat.

Sedangkan definisi bandar udara menurut PT (persero) Angkasa Pura adalah "lapangan udara, termasuk segala bangunan dan peralatan yang merupakan kelengkapan minimal untuk menjamin tersedianya fasilitas bagi angkutan udara untuk masyarakat".
Karena itu,sebagai airines, pengelola dan instansi bandara dapat berperan aktif pada segala kekurangan yang ada pada bandara tersebut.untuk menjadi bandara yang mungkin ada hal yang harus dilakukan tindakan yang maksimal pada pelayananannya adapun yang harus dilakukannya adalah tingkatan mutu pelayanan atau kepuasan pelanggan yang dapat diukur dengan 5 dimensi antaranya
1. Tangible = Penampilan
2. Reliabilty =Keterhandalan
3. Responsiveness =Kepekaan
4. Assurance = Keterjaminan
5. Emphaty = Empati
Kebutuhan dan harapan pada transportasi udara meliputi kenyamanan, keselamtan dan kcepatan. Bilamana sudah terpenuhi semua cita- cita yang dapat dinikmati pada akhirnya dapat memberikan hal hal positif bagi airlines, pengelola, dan instansi bandara.

Rabu, 17 Februari 2010

PENERAPAN SISTEM ISO 9001 PADA KEGIATAN PENELITIAN DI PENELITIAN & LABORATORIUM – PERTAMINA

Nama : Julmi Ramadhan 223305015
Lanang Winandu 223306028
M.Erfandi 223306041

PENERAPAN SISTEM ISO 9001 PADA KEGIATAN PENELITIAN
DI PENELITIAN & LABORATORIUM – PERTAMINA

Abstrak
PT. Pertamina (Persero) Direktorat Pengolahan mempunyai komitmen penuh untuk memberikan kepuasan menyeluruh kepada pelanggan melalui penyediaan, pendistribusian, pemasaran dan niaga: Crude Oil, BBM, NBBM dan Petrokimia, yang berkualitas, harga kompetitif dan layanan terbaik dengan menerapkan nilai-nilai Fokus, Integrity, Visionary, Excellence dan Mutual Respect ( FIVE-M). Penelitian & Laboratorium adalah fungsi yang bergerak di bidang penelitian dan tetap berprinsip pada mutu dan telah penerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001 baik jasa penelitian yang berasal dari Unit-unit Pengolahan, Niaga maupun pihak ke III dan selalu melakukan yang terbaik dalam usaha pencapaian komitmen antara lain:

(a) menerapkan dan meningkatkan teknologi, proses dan layanan yang tepat untuk kepuasan pelanggan;
(b) mengembangkan produk-produk unggulan yang berstandar internasional;
(c) menekankan aspek kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan.

Sistem ISO 9001 yang diterapan pada bidang penelitian dapat mencerminkan pada delapan prinsip manajemen mutu sebagai refleksi dari praktek manajemen yang terbaik.

Kata kunci: ISO 9001, kualitas, kompetitif, kepuasan pelanggan
1 Kepala Operasi di Penelitian dan Laboratorium Pertamina
2 Spesialis Fraksi Ringan di Penelitian dan Laboratorium Pertamina.









I. PENDAHULUAN
Isu Globalisasi bisnis bermakna pasar dunia terbuka secara bebas, transparan, dan sarat persaingan. Undang-Undang Migas No. 22/2001 mengkondisikan usaha-usaha dalam bidang Minyak dan Gas Bumi tidak dapat dimonopoli lagi oleh Pertamina, namun dapat diusahakan oleh Badan-Badan Usaha lain baik dari dalam maupun luar negeri. Sejalan globalisasi dan UU Migas/2001, maka berdasarkan Keputusan Presiden
RI No. 57/2002, status Badan Usaha Pertamina berubah menjadi PT. Pertamina (Persero), yang harus dikelola untuk mencari laba (profit oriented) dan memiliki daya saing agar mampu bertahan sebagai market leader dalam bisnis migas. Kondisi perubahan ini menuntut perubahan seluruh jajaran Pertamina mulai tingkat manajemen puncak sampai dengan pekerja, agar di dalam menjalankan usahanya meninggalkan orientasi produk (product oriented) menuju orientasi pasar (market
oriented). Yang berarti mata rantai proses bisnis Pertamina di semua sektor mulai dari input, proses dan outputnya (produk/jasa) memenuhi harapan, kebutuhan dan kepuasan pelanggan. Pemilihan metode atau alat mutu untuk mencapai sasaran ini sangat mempengaruhi terhadap hasil yang akan dicapai. Metode dan alat-alat mutu ini merupakan suatu sistem atau metodologi sistematik yang menggunakan berbagai pendekatan ilmu pengetahuan dalam menyelesaikan suatu permasalahan dalam melakukan perbaikan (continuous improvement). ISO 9001 adalah standar internasional untuk sistem manajemen kualitas (mutu), yang diumumkan oleh the International Organization for Standardization (ISO), dan
standar ini telah digunakan di Pertamina baik di unit-unit pengolahan maupun di Pemasaran Niaga. Fungsi Penelitian dan Laboratorium telah menerapkan ISO 9001-2000 untuk bidang penelitian dan jasa baik permintaan dari Unit-unit Pengolahan maupun dari pihak ke III dalam bidang Jasa Pelayanan Teknis Petrokimia, Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Non Bahan Bakar Minyak (NBBM). Kegiatannya dapat dilakukan
melalui kajian yang diperoleh dari studi literatur, maupun pengerjaan-pengerjaan di lapangan seperti laboratorium maupun pilot plant dan industri. Apabila ditelusuri, pada dasarnya kegiatan penelitian adalah proses yang aktif dan sistematis yang ditujukan pada pengungkapan, penafsiran dan pengkajian kembali untuk memperbaiki, mendapatkan atau meningkatkan fakta. Dengan demikian penelitian merupakan suatu
proses penyelidikan atas investigasi untuk mengungkapkan, menafsirkan atau melihat kembali untuk memperbaiki atau meningkatkan terhadap fakta yang dilakukan secara aktif dan sistematis dalam rangka memenuhi kebutuhan atau harapan yang dinyatakan baik secara langsung maupun yang diwajibkan. Persyaratan standar sistem manajemen mutu bersifat generik, sehingga dapat diterapkan di berbagai bidang, salah satunya
bidang penelitian.

II. PEMBAHASAN
2.1 Implementasi ISO 9001-2000
ISO adalah suatu sistem manajemen mutu yang mengimplementasikan system manajemen mutu berstandar internasional dan mengikuti perkembangannya untuk diterapkan di seluruh tingkatan kegiatan penelitian di fungsi Penelitian & Laboratorium - Pertamina yang disesuaikan dengan sifat dan kondisinya. Sistem Manajemen ISO 9001 bertujuan untuk membawa Penelitian & Laboratorium - Pertamina menjadi perusahaan kelas dunia dengan menerapkan prinsipprinsip
manajemen mutu yang efektif dan efisien sebagai dasar untuk memenuhi
tuntutan pelanggan sehingga tercapai kepuasan pelanggan melalui kepemimpinan dan basic mentality pekerja yang kuat dalam memberikan komitmen, keterlibatan dan dukungan (Commitment, Involvement dan Support = CIS), proses bisnis yang berkualitas melalui perbaikan di segala bidang secara berkesinambungan (continuous improvement). Penerapan metode ISO 9001 di Pertamina hampir di seluruh tingkatan organisasi di Pertamina. “Tujuan penerapan ISO 9001-2000 adalah mewujudkan visi
Pertamina menjadi perusahaan kelas dunia dengan cara menerapkan metode dan alat – alat mutu yang berstandar internasional”.



2.2 Prinsip – Prinsip Penerapan ISO 9001-2000
1. Fokus Pada Pelanggan (Customer Focus)
Usaha Manajemen dalam penerapan ISO berfokus pada kepuasan pelanggan, sehingga semua kegiatan ditujukan untuk kepuasan pelanggan, baik pelanggan internal maupun eksternal. Pelanggan haruslah merupakan prioritas utama organisasi karena kelangsungan hidup organisasi ada pada pelanggan. Oleh karena itu organisasi harus memiliki fokus pada pelanggan. Kepuasan pelanggan dapat dijamin dengan menghasilkan jasa penelitian atau berupa konsultasi yang berkualitas tinggi dan memenuhi tuntutan pelanggan. Kualitas harus diperbaharui setiap saat agar pelanggan tetap puas dan loyal.
2. Keterlibatan Penuh (Total Involvement)
Penerapan ISO ini membutuhkan keterlibatan dari semua pekerja, khususnya pekerja Penelitian & Laboratorium di bagian Peneliti/spesialis dari level manajemen puncak, level spesialis dan penunjang. Keterlibatan pekerja di sini tidak hanya bersifat memberi masukan, tetapi juga
memperhatikan, mempertimbangkan, dan menindaklanjuti apakah masukan tersebut dapat diterima dan dilaksanakan atau tidak. Tujuan dari keterlibatan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan organisasi Penelitian & Laboratorium untuk memenuhi kepuasan pelanggan (customer satisfaction). Kesalahan yang harus dihindari pada saat menerapkan total involvement ini antara lain:
a. Memulai kegiatan tanpa adanya strategi yang tersistem dengan baik.
b. Memulai kegiatan tanpa adanya kepemimpinan yang aktif dan wewenang yang jelas dari top manajemen.
c. Membuat rencana yang tidak realistis. ISO sebagai sistem harus diimplementasikan di semua tingkatan kegiatan Pertamina dan Penelitian khususnya, karena penerapan ISO menjamin tertatanya proses kerja organisasi terlaksana dengan baik dan menjamin konsistensi dalam
pemberian komitmen oleh pimpinan puncak dan proses pengambilan keputusan, fokus pada pelanggan, proses yang konsisten, keterlibatan pekerja dan upaya perbaikan yang berkesinambungan.

2.3 Persyaratan Umum dari ISO 9001-2000

Gambar 1 Model Sistem Manajemen Mutu
Model dari sistem manajemen mutu berbasis proses di atas mengambarkan hubungan proses yang menunjukan bahwa pelanggan memainkan peranan yang sangat signifikan dalam menetapkan persyaratan dan masukan. Pemantauan kepuasan pelanggan memerlukan evaluasi terhadap informasi yang berkaitan dengan persepsi pelanggan mengenai apakah organisasi telah memenuhi persyaratan pelanggan. Sedangkan untuk tingkat yang rinci tetap harus berpatokan pada PDCA :
Perencanaan (Plan) : Tetapkan sasaran dan proses yang diperlukan untuk
menyajikan hasil sesuai dengan kebutuhan pelanggan dan kebijakan organisasi. Lakukan (Do) : Mengimplementasikan proses. Periksa (check) Memantau dan mengukur proses dan produk terhadap kebijakan, sasaran dan persyaratan bagi produk dan melaporkan hasilnya. Tindak (Action) : Lakukan tindakan yang secara berkesinambungan nmeningkatkan kinerja.

2.4 Organisasi Dalam Penerapan ISO 9001-2000 di Penelitian & Laboratorium Organisasi Penelitian & Laboratorium yang menerapkan ISO 9001-2000 memenuhi:
ruang lingkup penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000/SNI 19-9001-2000 adalah pada Asisten Manajer Penunjang, Kelompok Spesialis Peneliti, Kepala Komersial, Kepala Umum dan Manajer Penelitian & Laboratorium seperti terlihat pada struktur organisasi di atas. Detil struktur organisasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000/SNI 19-9001-2000 sebagai berikut:

Gambar 2 Struktur Organisasi Penelitian dan Laboratorium Pertamina
ISO 9001:2000 / SNI 19-9001-2001



KEPUASAN PELANGGAN PERSYARATAN PELANGGAN
Pada organisasi dan proses bisnis yang dilaksanakan pada fungsi Penelitian & Laboratorium dengan sasaran mutu yang setiap tahun terus dilakukan peningkatan maka penerapan sistem mutu ISO 9001-2000 dapat memenuhi delapan prinsip manajemen mutu yaitu :

1. Fokus Pada Pelanggan
Pelanggan dalam hal ini bisa dari intern maupun dari luar Pertamina. Setiap tahun ditetapkan dan dievaluasi pencapaian target yang terkait dengan peningkatan, baik pendapatan maupun jumlah proyek yang akan dikerjakan sesuai dengan sasaran mutu yang telah ditetapkan. Untuk hal ini yang bisa menjadi contoh adalah saat pelaksanaan proyek usulan penambahan parameter uji pada salah satu produk non bahan bakar minyak yang sudah digunakan oleh industri. Karena adanya isu lingkungan yang memerlukan adanya parameter terkait dengan lingkungan, maka Penelitian & Laboratorium menambahkan parameter seperti yang diusulkan oleh pengguna, walaupun nantinya mungkin ada implikasinya terhadap finansial terkait SDM dan peralatan serta bahan kimia yang harus digunakan, maka harus direncanakan anggarannya dalam hal ketersediaan segala sesuatunya yaitu SDM, peralatan dan bahan kimia yang diperlukan.
2. Kepemimpinan
Pemimpin dalam hal ini sangat menentukan arah dan kebijakan yang diambil. Ada pemimpin yang mengutamakan pada suatu saat kegiatan lebih dititikberatkan pada salah satu Direktorat sedangkan layanan untuk Direktorat yang lain serta dari luar perusahaan menjadi prioritas berikutnya. Hal ini bisa saja terjadi apabila keperluan dari dalam Direktorat tersebut memang sedang mendapat perhatian terkait dengan sasaran perusahaan atau urgent. Namun hal ini belum pernah terjadi dan apabila memang ada sifatnya insidentil tidak permanen.

3. Keterlibatan Orang
Dalam melaksanakan proyek penelitian, maka penetapan SDM yang terkait dalam rangka mempercepat penyelesaiannya sangat penting. Penetapan ini meliputi yang berkaitan dari aspek teknis maupun non teknis atau bagian pendukung. Aspek teknis umumnya untuk SDM yang mempunyai kompetensi sejenis sehingga hasil penelitian lebih bersifat objektif dan lebih dalam dan mendapatkankan suatu kesimpulan baik. Hal ini terkait dengan asas kepuasan pelanggan yang berprinsip pada ketepatan dan kecepatan pengerjaan proyek.


4. Pendekatan Proses
Pada setiap proyek pelaksanaannya mengikuti proses bisnis yang telah ditetapkan dan disepakati. Proses ini disesuaikan dengan alur dari organisasi yang sangat menunjang kelancaran bisnis dari Fungsi Penelitian & Laboratorium. Jadi pada setiap proyek selalu dilengkapi dengan dokumen-dokumen terkait seperti dokumen dari layanan pelanggan, kemudian dari bagian teknis seperti proposal, dari bagian pendukung seperti pengadaan data baik data laboratorium maupun data literatur.

5. Pendekatan Sistem Terhadap Manajemen
Dilakukannya pendekatan antara organisasi eksisting dengan organisasi bagi pekerja yang harus mengikuti sistem manajemen mutu ISO 9001:2000. Ternyata sistem dapat diselaraskan antara sistem mutu pada ISO 9001:2000 dengan kegiatan manajemen penelitian. Contoh adanya permintaan dari suatu rapat manajemen yang bersifat operasional menginginkan data bahan bantu proses yang sifatnya untuk peningkatan efisiensi,seperti seleksi katalis. Hal ini dapat direspon dengan ISO 9001:2000 dengan menggunakan sarana pilot plant dengan membandingkan beberapa katalis sejenis. Data dari hasil seleksi dapat
direkomendasikan kepada Kilang yang akan melakukan seleksi katalis sehingga kilang tersebut mempunyai referensi katalis yang akan dapat memberikan keuntungan lebih bagi perusahaan.
6. Peningkatan berkelanjutan
Adanya ide-ide merupakan hal yang sering terjadi di saat melakukan evaluasi. Pada kaji ulang manajemen dilakukan evaluasi secara menyeluruh dan setiap tahun adanya peningkatan jumlah pekerjaan/project. Project yang dilakukan dapat dalam bentuk hasil yang selesai satu kali dan telah dapat diimplementasikan pada pelanggan di unit pengolahan atau dapat juga berlanjut untuk tahap berikutnya. Dapat juga ide timbul berpijak dari hasil pencapaian proyek sebelumnya, sehingga
akan dapat diusulkan sebagai saran peningkatan baik pada sistem maupun
produk. Salah satu contoh, hal-hal yang semula dianggap cukup menyulitkan untuk dijalankan pada saat awal, maka kemudian dianggap perlu dilakukan penyederhanaan sehingga pelaksanaan sistem menjadi lebih mudah dan diharapkan dapat meningkatkan motivasi bagi pelaksana.

7. Pendekatan Fakta Untuk Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan berdasarkan pendekatan ini merupakan yang palingn efektif karena berdasarkan data hasil uji laboratorium maupun hasil kajian literature ataupun data hasil pengerjaan menggunakan sarana lain seperti unit pilot plant. Umumnya data-data yang diperoleh akan diolah terlebih dahulu serta dari pengambilan keputusan ini akan menjadi bentuk rekomendasi baik rekomendasi penerapan maupun untuk pemilihan atau seleksi penggunaannya.

8. Hubungan Pemasok
Hubungan antara pemasok dengan yang menerima pasokan hendaknya dalam prinsip saling menguntungkan. Dalam hal penelitian dengan pemasok yang memasok data adalah untuk kepentingan perusahaan. Pemasok mengetahui data yang diperlukan untuk pengambilan keputusan akan diambil dari pihak yang dapat dipercaya. Seperti penggunaan atau penunjukan laboratorium yang terakreditasi sehingga dapat memberikan data yang dapat dipertanggungjawabkan. Sistem ISO 9001-2000 yang telah diterapkan pada Penelitian & Laboratorium mengharuskan menuntut komitmen dari manajer puncak yang sejalan dengan perubahan sistem yang berjalan di Pertamina antara lain :

1. Komitmen terhadap efektivitas sistem dan fokus pelanggan melalui pemenuhan persyaratan pelanggan dan ketersediaan sumber daya.

2. Menyediakan kebijakan dan menjamin sasaran-sasaran ditetapkan pada fungsi yang relevan. Penekanan dalam isi kebijakan adalah komitmen untuk memenuhi persyaratan dan efektivitas sistem yang terus menerus ditingkatkan.


3. Menjamin tanggung jawab dan otoritas ditetapkan diseluruh organisasi melalui penentuan tanggung jawab dan otoritas harus didasarkan pada struktur dan strategi organisasi.

4. Menunjuk Management Representative yang bertanggungjawab terhadap efektivitas sistem.

5. Tinjauan manajemen sebagai alat manajemen untuk memantau efektivitas sistem.

6. Komunikasi internal untuk menjamin efektivitas sistem.










III. KESIMPULAN
Dari Sistem Manajemen Mutu ISO 9001-2000 yang diterapkan di Penelitian & Laboratorium dapat disimpulkan:

1. Suatu sistem manajemen mutu yang berstandar internasional dan mengikuti perkembangannya untuk diterapkan di seluruh tingkatan kegiatan Pertamina disesuaikan dengan sifat kondisinya. Sistem Manajemen Mutu Pertamina umumnya dan Penelitian & Laboratorium khususnya bertujuan untuk membawa Pertamina menjadi perusahaan kelas dunia dengan menerapkan delapan prinsip manajemen mutu yang efektif dan efisien sebagai dasar untuk memenuhi kepuasan pelanggan melalui proses yang berkualitas dengan landasan basic mentality dan didukung oleh kepemimpinan yang baik serta perbaikan di segala
bidang secara berkesinambungan.

2. Manfaat implementasi ISO 9001:2000
a. Pengendalian manajemen lebih baik.
b. Meningkatkan kepedulian pada masalah prosedural.
c. Menggunakan ISO 9001 sebagai alat promosi.
d. Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan.
e. Meningkatkan efisiensi.
f. Meningkatkan image perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
1. ISO 9001:2000/SNI 19-9001-2001
2. Penelitian dan Laboratorium Pertamina. 2004. Bahan Pelatihan ISO 9001-2000.Jakarta
3. Penelitian dan Laboratorium Pertamina. 2004. Manual Mutu ISO 9001-2000 Penelitian & Laboratorium tahun 2004- sekarang
4. Pertamina. 2007. Bahan Pelatihan SMMP Pertamina
5. Internet www. Penerapan ISO 9001 : 2000

Penanganan Penumpang dan Bagasi di Darat

Nama : Aldiansyah
NIM : 223107049


Penanganan Penumpang dan Bagasi di Darat


A. Prosedur Penanganan Kedatangan Bagasi
Secara umum prosedur penanganan bagasi dalam dunia penerbangan sudah diatur sedemikian rupa, sehingga tercipta standarisasi yang sama antara satu airlines lainnya. Yang dimaksud dengan prosedur disini maksudnya adalah tata cara, aturan atau urutan proses penanganan kedatangan bagasi.
Hal-hal yang perlu dilakukan dalam penanganan kedatangan bagasi :
a. Penempatan bagasi kedalam container harus sesuai dengan prosedur yaitu berat dibawah dan yang lebih ringan diatas. Diusahakan agar bagasi disusun baik dan label bagasinya mudah dilihat.
b. Pada saat bagasi sampai distasiun tujuan bagasi diturunkan atau dibongkar (proses unloading) dari traktor/gerobak/kendaraan, membongkar atau mengosongkan tempat bagasi, memeriksa bagasi datang, lalu oleh petugas bagasi dibawa kebagian pengambilan bagasi.
c. Memisahkan bagian transfer VIP dan economy class.
d. Dan pada saat penumpang ingin mengambil bagasi tersebut harus menyerahkan dan mencocokkan nomor dari label bagasi tersebut.
e. Diupayakan agar setiap bagasi dilihat kondisinya dan jika ada kerusakan harap lebih diteliti lagi.

B. Prosedur Pelayanan Check-in Counter
Proses Keberangkatan Penumpang Internasional
Penumpang memasuki area keberangkatan dan melakukan pengechekan ticket kemudian melewati pemeriksaan bagasi dan penumpang melewati alat deteksi. Kemudian penumpang melaporkan keberangkatannya di check in counter, setelah mendapatkan boarding pass dan langsung membayar airport tax, kemudian penumpang dapat melakukan pembayaran fiscal pada bank-bank yang telah ditunjuk. Kemudian penumpang melewati petugas imigrasi dan melakukan pengecheckan sebelum memasuki boarding gate.




Yang dilakukan oleh petugas imigrasi terhadap penumpang adalah:
1. Menyamakan foto dengan passport
2. Validity of the passport
3. Checking pages of the passport
4. Mengecheck originalitas passport

Apabila petugas menemukan penumpang yang bermasalah, maka petugas berhak mengamankan petugas tersebut dan dibawa ke ruang inspection dan interview, tetapi bila calon penumpang tidak bermasalah, maka penumpang dapat melakukan prosesnya ke pemeriksaan selanjutnya yaitu, pengecheckan kembali terhadap penumpang dan bawaannya. Melalui alat deteksi (metal detector) dan petugas melakukan pengecheckan kembali terhadap passport penumpang. Kemudian penumpang ke boarding gate dan diperiksa kembali oleh petugas tentang boarding pass dan passportnya. Barulah penumpang dapat memasuki pesawat apabila sudah dipersilahkan masuk.

Kelancaran seluruh proses bagi penumpang yang akan naik pesawat sangatlah penting, baik bagi penumpang itu sendiri maupun bagi perusahaan penerbangan sehingga tidak menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, para petugas di bagian check in counter harus terlatih/dilatih dengan baik sehingga betul-betul menguasai pekrjaannya dan hal-hal lainnya yang terkait.
Check in counter di bandara adalah tempat pendaftaran pelaporan bagi para (calon) penumpang yang akan berangkat naik pesawat di Bandar udara. Di bandara/gedung terminal check in counter berlokasi di wilayah restricted public area.
Berikut hal-hal yang perlu disiapkan oleh petugas check in counter :
1. Mempersiapkan dokumen, formulir, dan item lain yang terkait dwngan penumpang dan bagasi penumpang, seperti special request, special information, connecting flight, boarding pass (perhatikan flight/date, name, gate seat, boarding pass number, destination ; warna boarding pass menunjukkan kelas penerbangan seperti merah untuk F class, biru untuk C, hijau untuk Y, kuning untuk INF, putih untuk A/L Staff atau discount ticket). Baggage Claim Tag (perhatikan : single sector, multi sector, final destination rush tag yaitu untuk pengiriman bagasi yang ketinggalan atau harus dikirim tanpa penumpang/pemiliknya) ; label-label/tags (perhatikan online baggage tag, direct journeys between two points, interline baggage tag, more than one carrier, cabin baggage tag, unchecked baggage, priority tag, checked baggage sticker, nama label, fragile and damage tag, UM, perishable, live animal/AVI) ;’ excess baggage tiket (perhatikan cara menghitung EBT, baik menurut WC maupun PC, nomor tiket bagasi penumpang, klelebihannya berapa, harga per kilo atau per potong, jumlah yang harus dibayar, dan lain-lain).
2. Cara Mengecek Travel Document
Bebecara dokumen perjalanan penumpang yang perlu di cek adalah :
• Tiket penumpang : kota tujuan (from-to), flight number, class, carrier, validity, booking status.
• Paspor : apakah foto di paspor sama dengan orangnya dan namanya sama dengan di tiket, validity paspor, dan kondisi paspor, periksa validity minimumnya, sebab khusus menuju Negara-negara tertentu hal ini dipersyaratkan (biasanya kurang dari 6 bulan dari expiry date-nya sudah ditolak).
• Visa : Negara asal/tujuan/transit, apakah ada anggota keluarga yang ikut, perhatikan tujuan penumpang berkunjung apakah untuk urusan wisata, bekerja, belajar, dan lain-lain.
3. Seat
• apakah sudah request ?
• pergi sendiri ataukah dengan pasangan/istri/keluarga, UM, WCHC, mother with infant, stretcher, dan lain-lain.
4. Formulir yang Diperlukan
Petugas harus tahu cara mengisi formulir seperti :
• PBWS (Passenger and baggage Weight Sheet)
• PTM (Passenger Transfer Message)
• SOM (Seat Occuped Message)
• Special Information Message seperti VIP, UM, WCHC, VGML, MOML, dan lain-lain.

5. Purser Information
• Untuk special Meal, UM, VIP, dan lain-lain.
6. Information tentang Flight Time
Selain apa yang telah disebutkan diatas, ada beberapa hal lain yang perlu diketahui oleh petugas sehingga tidak menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan, antara lain sebagai berikut :
• Apa yang boleh dan tidak boleh dibawa oleh penumpang.
• Biasanya penumpang hanya boleh membawa satu potong tas/barang ke dalam kabin.
• Peraturan tentang pets (hewan peliharaan).
• Tahu cara menghitung flight time sehingga tahu bila ada penumpang yang menanyakan berapa lama perjalanannya, jam berapa sampai di tempat tujuan (local time).
• Tahu mengenai international date line, yaitu bila kita melewati garis tersebut, kita bias ‘untung’ atau ‘rugi’ sehari.
7. Cara Memeriksa Tiket
Beberapa item penting yang harus diperiksa terhadap tiket, yaitu sebagai berikut :
• Nama. Nama pada tiket harus sama dengan nama pada paspor.
• Masa berlaku tiket. Biasanya ditulis berlaku sebelum/sesudah tanggal ….
• Penerbangan. Dengan penerbangan apa, nomor berapa, tanggal berapa.
• Harga/kelas. Dilihat dasar harga serta kelasnya.
• Pengesahan
• Perubahan. Apakah tiket pernah diubah/diganti.
• Penyobekan
• Daftar Hitam
8. Alokasi Tempat Duduk Penumpang
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat menentukan nomor/area tempat duduk penumpang, dengan alas an keselamatan penerbangan dan atau permintaan penumpang itu sendiri, ketentuan umum yang harus diperhatikan petugas adalah sebagai berikut :
• Ibu yang membawa bayi, anak di bawah 12 tahun, penumpang yang memiliki handicap, tidak diizinkan utuk duduk pada barisan yang berada pada pintu darurat/emergency exit.
• UM (Unaccompanied Minor) dianjurkan duduk bersama apabila lebih dari 1 orang dan lokasi tempat dduk harus berada dalam jangkauan penglihatan atau pengawasan cabin crew.
• Penumpang yang berpergian secara bersama/group. Sebaiknya ditempatkan berdekatan.
• Apabila ada penumpang yang berpergian sekeluarga sebaiknya ditempatkan berdekatan.
• Tempat duduk untuk extra crew diatur penempatannya berdasarkan instruksi atau ketentuan yang telah ditetapkan oleh sarana pengangkut.

C. Untuk kenyamanan calon penumpang dan kelancaran kerja, para petugas di check in counter harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Penampilan harus rapi, murah senyum, dan ramah.
2. Harus menguasai tata cara check in, antara lain :
• bagaimana memeriksa tiket, passport, visa, surat kesehatan.
• Cara mempersiapkan boarding pass
• Cara mempersiapkan baggage claim tag.
• Cara membaca PNL atau PNR.
• Cara membuat excess baggage ticket seandainya penumpang mempunyai kelebihan berat atas bagasinya.
• Cara membaca buku TIM, ABC guide, TIMATIC (Travel Information Automatic).
3. Langkah-langkah yang harus dilakukan petugas :
• Menyapa dengan sopan disertai senyuman kepada penumpang yang dating dengan ucapan selamat pagi, selamat siang atau selamat sore.
• Meminta dokumen perjalanan penumpang : tiket, paspor, visa, dan lain-lain.
• Setelah menerima tiket mencocokkan dengan PNL/PNR apakah nama calon penumpang ada dalam daftar tersebut. Kalau ada petugas langsung menyapa dengan menyebut namanya, misalnya Mr. Harto, Mrs. Rita, dan sebagainya.
• Menimbang bagasi, lalu mencantumkan atau memasang baggage claim tag. Kalau ada kelebihan berat, penumpang diberi tahu dan harus membayar berapa, bagaimana cara pembayarannya, kemudian dibuatkan excess baggage tiket.
• Memeriksa paspor, visa dan dokumen lainnya.
• Menanyakan apakah ada permintaan khusus seperti tempat duduk, makanan, dan lain-lain.
• Kalaun semuanya sudah beres, petugas harus memberi boarding pass untuk penumpang disertai tiket dan dokumen perjalanan lainnya, memberitahukan waktu barangkat serta dimana ruang tunggunya, dari check in counter penumpang harus menuju kemana, misalnya membayar fiscal lalu ke bagian imigrasi, baru ke ruang tunggu.
• Jangan lupa mengucapkan terima kasih dan selamat jalan “Have a Nice Trip”.


D. Kehilangan Bagasi (Missing Bagage)
1. Penyebab Bagasi hilang
Kemungkinan penyebab bagasi hilang adalah :
a. Bagasi masih tertinggal dikota keberangkatan, karena kelalaian petugas bagian pemuatan atau sebab lain.
b. Bagasi tertinggal dikota transit, karena mungkit tidak cukup waktunya, atau tulisan di tag tidak jelas, sehingga petugas keliru memasukkannya kepesawat lain.
c. Label bagasi terlepas, sehingga tidak ketahuan harus dibawa kemana.
d. Tertinggal dipesawat
e. Salah ambil merek dan warna sama, lalu diambil oleh orang lain dengan tidak sengaja.
f. Masih tertinggal di Converyor-belt.
g. Sengaja diambil orang.

2. Berbagai Alasan Miss Handling Baggage adalah :
1. Short-shipped Bagasi yang tidak terbawa dari station baggage pemberangkatan pertama
2. Short-landed Bagasi yang tiba bukan ditempat tujuan yang baggage dimaksud
3. Over-carried Bagasi yang tidak bukan ditempat tujuan / terbawa baggage ke station lain
4. Damage Bagage bagasi yang ditemukan rusak pada saat datang baggage yang diakibatkan karena satu dalam lain hal.
5. Pilfered Bagasi yang dibongkar secara paksa dan isinya baggage dinyatakan hilang oleh pemikiliknya
6. Lost Bagage Bagasi yang dinyatakan hilang oleh karena sebab-sebab tertentu

3.Penanganan Bagasi Hilang adalah :
a. Memerikasa bagasi yang dinyatakan hilang.
b. Memeriksa ulang berat yang diterima maupun yang belum diterima oleh penumpang.
c. Membuat laporan property irregularity report (PIR).
d. Melaksanakan tracing selama 2-14 hari. Tracing yaitu pengacakan bagasi dengan menggunakan telex agar bagasi penumpang tersebut dapat ditemukan kembalai secara cepat.
e. Memberitahukan penumpang yaitu member informasi kepada penumpang tentang :
1. Keberadaan bagasinya
2. Bagasinya suadah atau belum ditemukan
3. Bagasi akan ditransfer
4. Setiap memberikan informasi, perlu dicatat tanggal/jam dan inisial staff
5. Bagasi yang hanya ada halamannya atau telepon segera dikirim surat pemberitahuan
6. Untuk klaim bagasi yang diakibatkan oleh kerusakan bagasi-bagasi terbuka dan didalamnya ada barang yang hilang maka penanganan bagsi tersebut adalah :
a) Memeriksa label bagasi, bila perlu memakai limited release tag (kerusakan tanggung jawab penumpang).
b) Membuat laporan property irregularity report (PIR).
c) Membuka laporan damage priferage report (DPR).
d) Mengganti kerugian, kehilangan bagasi, apabila penumpang tersebut membawa bagasi yang berisi keperluan penumpang tersebut.

1. Kerusakan Bagasi ( Damage Baggage )
a. Penyebab Terjadinya Bagasi Rusak ( Damage Rusak )
1) Kerusakan bagasi akibat pemeriksaan yang kasar dan tidak beraturan.
2) Penanganan bagasi di lorong conveyor belt make-up area kasar dan dilempar.
3) Transfer baggage terlama mengendap di make-up area.
4) Bagasi tidak diberi kunci sebagai taambahan pengamanan.
5) Penempatan bagasi yang ditumpuk dan dipaksa yang melebihi batas.


b. Tindakan-tindakan Yang perlu Dilakukan Sebagai berikut “
1) Menimbang ulang bagasi rusak tersebut dan mencatat beratnya yang baru serta selisih beratnya bila ada.
2) Mempersilahkan kepada pemiliknya untuk memeriksa kembali kelengkapan isi bagasi keberangkatan.
3) Mencatat benda-benda yang dinyatakan rusak oleh penumpang.

Sabtu, 13 Februari 2010

manajemen mutu yang berpatokan pada TQM

Nama :Lutfi Nazaruddin

Kelas :DIII MTU B

Mata Kuliah :Manajemen Mutu

PERBANDINGAN TINGKAT IMPLEMENTASI TOTAL QUALITY MANAGEMENT DI ANTARA PERUSAHAAN-PERUSAHAAN ISO DAN PERUSAHAAN-PERUSAHAAN NON ISO

Strategi berbasis mutu produk telah lazim digunakan oleh berbagai perusahaan penerbangan besardi dunia untuk memenangkan persaingan ketat di era pasar bebas saat ini. Hal inididorong adanya fakta bahwa kepuasan konsumen terhadap mutu produk sangatmenentukan loyalitas konsumen terhadap perusahaan. Walaupun kepuasankonsumen terhadap mutu suatu produk atau jasa lebih dipengaruhi oleh atributatributyang melekat pada produk akhir, namun sebenarnya mutu terkait erat denganunsur proses, lingkungan, dan orang. Implementasi TQM (Total QualityManagement) merupakan cara terbaik untuk untuk memperbaiki unsur-unsurtersebut.

TQM mensyaratkan keterlibatan semua level perusahaan dalam upaya perbaikanproses-proses organisasi secara berkesinambungan dengan menggunakan metodemetodekualitatif dan kuantitatif agar dapat memenuhi dan melebihi kebutuhan,keinginan, dan harapan konsumen. Perbaikan berkesinambungan ini akan membawaperusahaan pada pencapaian mutu terbaik.

Berbagai jenis sistem manajemen mutu telah lama dirancang dan dikembangkandemi mencapai penerapan TQM secara total di perusahaan. Salah satu jenis sistemmanajemen mutu yang mulai banyak diterapkan adalah ISO 9000. ISO 9000 adalahstandar sistem manajemen mutu yang diakui dunia dan bersifat global. Menurutsalah satu literatur, penerapan ISO 9000 di perusahaan merupakan suatu modelpendekatan TQM dan penerapan ISO 9000 dari waktu ke waktu menjadi alat bagiperusahaan untuk mencapai TQM secara penuh.

Penelitian ini mengukur dan membandingkan tingkat implementasi TQM diperusahaan yang telah menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9000 dengantingkat implementasi TQM di perusahaan yang belum menerapkan sistemmanajemen mutu ISO 9000. Selain itu, penelitian ini juga mengukur tingkatpengaruh sistem manajemen mutu yang diterapkan terhadap implementasi TQM diperusahaan. Pengumpulan data dilakukan di empat perusahaan yang bergerak dalambidang bahan pembersih keperluan rumah tangga. Dua di antara perusahaan tersebutmenerapkan sistem manajemen mutu ISO 9000 dan dua perusahaan yang lainmenggunakan sistem manajemen mutu selain ISO. Metode pengolahan data yangdigunakan adalah uji hipotesis.

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan tingkatimplementasi pada sebagian besar prinsip TQM di antara kedua jenis perusahaantersebut. Tingkat implementasi TQM di perusahaan ISO lebih baik daripada tingkatimplementasi TQM di perusahaan non ISO. Lebih lanjut lagi, dari penelitian ini jugadiketahui bahwa unsur yang paling kuat dipengaruhi oleh penerapan ISO 9000adalah aspek lingkungan, sedangkan unsur orang serta unsur proses dan produkkurang kuat dipengaruhi oleh penerapan ISO 9000. Diduga hal ini disebabkankarena kurangnya pelaksanaan dan pemahaman personel perusahaan terhadappersyaratan-persyaratan ISO 9000. Pada perusahaan non ISO, pengaruh sistemmanajemen mutunya dianggap kurang kuat terhadap semua unsur tersebut (orang,proses dan produk, serta lingkungan). Diduga hal ini disebabkan ada perusahaanperusahaannon ISO yang masih belum menerapkan sistem manajemen mutu yangtepat. Sistem manajemen mutu tersebut masih menganut konsep mutu yang sempit,yaitu masih terbatas pada aspek hasil saja. Namun demikian, ada perusahaan nonISO lain yang telah menerapkan sistem manajemen mutu berwawasan TQM.Perusahaan-perusahaan ini memiliki tingkat implementasi TQM yang tidak kalahdengan perusahaan-perusahaan ISO. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ISObukan satu-satunya cara untuk menerapkan TQM secara penuh.

Nama : Andirie Budi Pratama Muaya
Nim : 223106023
Jurusan : D3 MTU
Transportasi sebagai sarana penghubung

BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Transportasi adalah kegiatan pemindahan barang (muatan) dan penumpang dari suatu tempat ke tempat lain. (Salim, A Abbas 2006 Manajemen Transportasi, Jakarta : Rajawali pers.)
Transportasi dapat diartikan sebagai usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut, atau mengalihkan suatu objek dari suatu tempat ke tempat lain, di mana di tempat lain ini objek tersebut dapat lebih bermanfaat atau dapat berguna untuk tujuan – tujuan tertentu. (Fidel, Miro. 2005. Perencanaan Transportasi. Jakarta : Erlangga)
Transportasi merupakan sebuah proses yakni proses pindah, proses gerak, proses mengangkut, dan mengalihkan di mana proses ini tidak dapat dilepaskan dari keperluan akan alat pendukung untuk menjamin lancarnya proses perpindahan sesuai dengan waktu yang diinginkan. (Fidel, Miro. 2005. Perencanaan Transportasi. Jakarta : Erlangga)
Daerah terpencil adalah daerah yang memiliki kondisi sosial, ekonomi dan fisik relatif tertinggal dibandingkan daerah lain atau sekitarnya, yang dicirikan oleh adanya permasalahan sebagai berikut : rendahnya tingkat kesejahteraan dan ekonomi masyarakat, keterbatasan Sumberdaya Alam (rendahnya produktifitas lahan / kritis minus), rendahnya aksesibilitas dan terbatasnya ketersediaan prasarana dan sarana kawasan,serta rendahnya kualitas Sumberdaya Manusia.
Kawasan Tertinggal secara lokasi pada umumnya berada di kawasan pedalaman, kawasan kepulauan/gugus pulau terpencil,pesisir pantai, atau kawasan perbatasan terpencil. Contoh Kawasan Tertinggal : KAWASAN Kepulauan Sangihe Talaud, Kawasan Pulau Nias, Kawasan Pedalaman/ Perbatasan Kalimantan dengan Sarawak (Malaysia), Kawasan kritis minus di Sukabumi bagian selatan, Kawasan Pedalaman Jaya Wijaya, Kawasan Perbatasan Irian Jaya dengan Papua Nugini, dll.
Pengertian lain tentang Daerah terpencil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf d , Pasal 6 ayat (1) huruf a, Pasal 9 ayat (1) huruf d *23736 dan Pasal 11 ayat (15) dan ayat (16) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1991 adalah daerah yang memiliki potensi ekonomi berupa sumber daya alam di bidang pertanian, perhutanan, pertambangan, pariwisata dan perindustrian, tetapi keadaan prasarana dan sarana ekonomi yang tersedia masih terbatas, sehingga untuk mengubah potensi ekonomi yang tersedia menjadi kekuatan ekonomi nyata, penanam modal perlu membangun atas beban sendiri prasarana dan sarana yang dibutuhkannya seperti jalan, pelabuhan, tenaga listrik, telekomunikasi, air, perumahan karyawan, pelayanan kesehatan, sekolah, tempat peribadatan, pasar dan kebutuhan sosial lainnya, yang memerlukan biaya yang besar. (2)Diberikan perlakuan yang sama dengan daerah terpencil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (15) dan ayat (16) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1991 adalah daerah perairan laut yang dasar lautnya memiliki cadangan mineral dalam kedalaman lebih dari 50 (lima puluh) meter (deep sea deposits).
Transportasi daerah terpencil adalah ??
2. RUMUSAN MASALAH
1. Mengapa transportasi itu penting?
2. Bagaimana kondisi transportasi yang ada didaerah terpencil?
3. Apa sajakah bentuk-bentuk transportasi yang ada didaerah terpencil?
4. Berilah contoh kasus bentuk transportasi daerah terpencil?
5. Bagaimana pengembangan transportasi didaerah terpencil?


BAB II
ISI
Setiap daerah memiliki potensi yang berbeda-beda baik itu sumberdaya alamnya maupun potensi yang lain. Disamping itu pula kebutuhan manusia untuk memenuhi kehidupannya selalu berubah. Hal inilah yang membuat transportasi sangat penting bagi manusia karena kebutuhan manusia tidak sama dan belum tentu semua kebutuhan itu terdapat didaerahnya faktor inilah yang memperngaruhi manusia untuk pindah dari satu tempat ketempat yang lain.
Dalam determinan perkembangan wilayah ada enam aspek/faktor penting yang mendasari maju tidak suatu wilayah. Ke enam faktor penting itu adalah sumberdaya alam, peralatan manufaktur, pekerja, modal, pasar, dan keahlian teknologi. Determinan pengembangan wilayah yang terdiri atas enam faktor tersebut sebenarnya tidak bisa diabaikan begitu saja oleh suatu wilayah, karena jika salah satunya saja tidak terpenuhi maka akan mengakibatkan wilayah tersebut menjadi kurang maju atau bahkan tertinggal.
Yang menjadi masalah adalah tidak semua wilayah memiliki ke enam faktor penting tersebut. Masing-masing wilayah memang memiliki potensi tersendiri yang bisa dikembangkan tetapi sangat jarang kita menemui keenam faktor determinan itu dalam satu wilayah. Misalnya saja kita ambil contoh kota Yogyakarta dengan kabupaten Sleman. Di kota banyak terdapat modal, peralatan ,pasar dan keahlian teknologi tetapi sumberdaya alam tidak terdapat dikota, sedangkan sebaliknya Sleman memiliki banyak pekerja dan sumberdaya alam tetapi tidak mempunyai yang lainnya sehingga kedua wilayah itu pasti akan saling berinteraksi untuk bisa saling memenuhi kebutuhannya masing-masing. Disini dapat kita lihat arti penting adanya transportasi. Transportasi dapat menghubungkan wilayah yang satu dengan wilayah yang lainnya untuk tujuan saling berinteraksi memenuhi kebutuhan masing-masing wilayah. Transportasi juga akan mempermudah akses pada semua aspek antar wilayah yang berbeda. Sehingga dari hal ini sedikit dapat kita simpulkan bahwa baik buruknya sistem transportasi antar wilayah akan mempengaruhi maju tidaknya wilayah-wilayah tersebut.
Bentuk–bentuk transportasi ada tiga yaitu tranportasi laut, darat, dan udara. Transportasi udara ada Pesawat terbang layang (Glider), Pesawat bermesin piston, Pesawat bermesin turbo propeler, Pesawat bermesin turbojet, Pesawat bermesin turbofan, Pesawat bermesin ramjet. Pesawat terbang atau pesawat udara adalah mesin atau kendaraan apapun yang mampu terbang di atmosfer atau udara. Pinisi adalah kapal layar tradisional khas asal Indonesia, yang berasal dari Suku Bugis dan Suku Makassar di Sulawesi Selatan. Kapal ini umumnya memiliki dua tiang layar utama dan tujuh buah layar, yaitu tiga di ujung depan, dua di depan, dan dua di belakang; umumnya digunakan untuk pengangkutan barang antarpulau. Transportasi laut ada Kapal, seperti sampan atau perahu, merupakan suatu kendaraan yang dibuat untuk lautan atau pengangkutan merintang air. Ia biasanya cukup besar untuk membawa perahu kecil seperti perahu keselamatan. Secara kebiasaannya kapal bisa membawa perahu tetapi perahu tidak boleh membawa kapal. Ukuran sebenarnya dimana sebuah perahu disebut kapal selalu ditetapkan oleh undang-undang dan peraturan atau kebiasaan setempat.
Transportasi darat ada Sepeda Motor adalah kendaraan bermotor beroda 2 (dua), atau 3 (tiga) tanpa rumah-rumah baik dengan atau tanpa kereta samping. Mobil Penumpang adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi sebanyak-banyaknya 8 (delapan) tempat duduk tidak termasuk tempat duduk pengemudi, baik dengan maupun tanpa perlengkapan pengangkutan bagasi. Mobil Bus adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi lebih dari 8 (delapan) tempat duduk tidak termasuk tempat duduk pengemudi, baik dengan maupun tanpa perlengkapan pengangkutan bagasi. Mobil Barang adalah setiap kendaraan bermotor selain dari yang termasuk dalam sepeda motor, mobil penumpang dan mobil bus. Kereta api adalah sarana transportasi berupa kendaraan dengan tenaga gerak, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan kendaraan lainnya, yang akan ataupun sedang bergerak di rel. Kereta api merupakan alat transportasi massal yang umumnya terdiri dari lokomotif (kendaraan dengan tenaga gerak yang berjalan sendiri) dan rangkaian kereta atau gerbong (dirangkaikan dengan kendaraan lainnya). Rangkaian kereta atau gerbong tersebut berukuran relatif luas sehingga mampu memuat penumpang maupun barang dalam skala besar. Karena sifatnya sebagai angkutan massal efektif, beberapa negara berusaha memanfaatkannya secara maksimal sebagai alat transportasi utama angkutan darat baik di dalam kota, antarkota, maupun antarnegara. Sepeda adalah alat transportasi yang sederhana, tanpa mesin sehingga di Indonesia dikenal sebagai kereta angin. Delman adalah kendaraan transportasi tradisional yang beroda dua, tiga atau empat yang tidak menggunakan mesin tetapi menggunakan kuda sebagai penggantinya. Bemo adalah singkatan dari "becak motor" dan merupakan kendaraan bermotor roda tiga yang biasanya digunakan sebagai angkutan umum di Indonesia. Becak merupakan alat angkutan yang ramah lingkungan karena tidak menyebabkan polusi udara (kecuali becak bermotor tentunya) dan masih banyak lagi namun untuk daerah terpencil tidak semua alat transportasi tersebut dapat digunakan hanya sebagian saja yang dapat digunakan untuk transportasi didaerah terpencil.

Beberapa contoh Studi Kasus yang ada kaitannya dengan ketersediaan transportasi di daerah terpencil/terisolir di Indonesia
1. Kabupaten Aceh Tengah
Letak kabupaten yang berada di tengah-tengah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dengan wilayah yang didominasi pegunungan, menjadikan daerah ini masih terisolir. Prasarana transportasi menjadi kendala utama. Takengon dan daerah lain di Aceh Tengah bisa dibilang jauh dari keramaian arus lalu lintas. Jalur ke Takengon menjadi semacam jalan "buntu". Artinya, angkutan semacam bus dan truk tidak dapat melanjutkan perjalanan ke daerah lain, sehingga kembali melalui jalan yang sama.
Akses menuju ke daerah ini sangat bergantung pada jalan Bireun-Takengon, serta jalan alternatif Takengon-Blang Kejeren-Kutacane yang kurang representatif. Kondisi kedua jalan itu sangat tidak kondusif, baik karena rawan longsor maupun gangguan lainnya seperti gangguan keamanan.
Tak heran bila di daerah yang bergunung-gunung masih terdapat kawasan yang tidak memiliki prasarana transportasi seperti kawasan Samarkilang, Karang Ampar, Pameu, dan Jamat.Kawasan ini masih terisolasi dari berbagai aspek. Sebagian besar produk pertanian yang dihasilkan hanya digunakan untuk kebutuhan hidup.
Menyadari persoalan itu, salah satu upaya pemerintah kabupaten (pemkab) untuk mengatasinya adalah memperbaiki dan membuka ruas jalan baru yang bernilai ekonomis, baik antarkecamatan maupun antarkabupaten. Terutama jaringan jalan yang menghubungkan pusat produksi dengan daerah pemasaran.
Anggaran yang disediakan bagi sektor transportasi mencapai Rp 57,25 milyar atau 52,77 persendari total belanja pembangunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2001 yang sebesar Rp 108,49 milyar. Pembukaan ruas jalan baru bukan saja menguntungkan bagi penduduk, tetapi juga pemkab dapat memetik hasil dari mempromosikan keindahan alam "Negeri Antara" yang dimilikinya. (Kompas, 2002)
2. Kabupaten Malinau, Kalimantan Timur
Setelah berpisah dengan Kabupaten Bulungan tahun 1999, nama daerah baru ini belum banyak didengar. Apalagi, tidak ada jalan darat untuk mencapainya. Terpaksa harus memanfaatkan jasa angkutan sungai ataupun pesawat udara. Setelah jalan Trans Kalimantan selesai dibangun tahun 2000, Kabupaten Malinau baru bisa dijangkau dengan sarana transportasi darat.
Meski pusat pemerintahannya dilintasi jalan raya yang menghubungkan titik-titik utama di Pulau Kalimantan, prasarana berstatus jalan kabupaten belum menjangkau keseluruhan wilayah. Delapan puluh persen wilayahnya belum juga tertembus oleh infrastruktur jalan. Tak heran, sistem transportasi di kabupaten yang memiliki 24 sungai ini bertumpu pada angkutan sungai. Bahkan, beberapa daerah terpencil hanya bisa dicapai dengan pesawat terbang.
Lokasi daerah ini sangat jauh dari pusat kota, sehingga akses ke dunia luar sangat sulit. Daerah ini menjadi sangat terisolir. Untuk tiba di sana, butuh tiga sarana transportasi. Pertama, naik pesawat ke Samarinda, lalu disambung dengan speed boat. Sekitar tiga jam perjalanan, kemudian naik angkutan umum, kemudian berjalan kaki. Jarak dari Malinau ke Balikpapan saja masih sekitar 700 kilometer, itupun harus menempuh perjalanan dengan kapal laut sehari semalam. (Swaramuslim.net, 2006)
Kabupaten yang dicapai 30 menit dari Tarakan menggunakan pesawat ini harus bergantung pada daerah sekelilingnya. Kota Tarakan menjadi penyuplai barang-barang kebutuhan pokok penduduk yang dikirim dengan memanfaatkan angkutan sungai. Bahkan, ada beberapa barang seperti telur, gula, minuman, dan makanan kaleng dikirim dari Malaysia melalui Kabupaten Nunukan.
Namun, ketersediaan barang-barang kebutuhan tetap menjadi masalah di bagian-bagian Malinau yang terpencil. Keterbatasan sarana transportasi menyebabkan kenaikan harga barang. Sebagai contoh, harga BBM Rp 15.000 per liter karena beratnya medan dan mahalnya ongkos pengangkutan ke daerah yang terpencil.
Di masa mendatang, pekerjaan rumah besar yang harus diselesaikan pemerintah kabupaten adalah terbatasnya ketersediaan sarana dan prasarana transportasi. Pembangunan hanya akan tetap terkutub di titik-titik tertentu bila tak ada dukungan jaringan prasarana yang merata. Saat ini pemerintah daerah memulai pembangunan dengan sistem gunting. Maksudnya, pembangunan dilakukan dari dua arah bersamaan. Satu arah dari ibu kota menuju daerah-daerah terpencil di pinggiran, pada saat yang sama dari daerah terpencil ke pusat pemerintahan.
Bila jaringan jalan tersedia menyeluruh, sektor lain yang berpotensi terakselerasi lebih laju, seperti sektor perkebunan dan pariwisata. Selama ini berbagai obyek wisata jauh dari pusat kota dan sulit dicapai. (Kompas, 2003)
3. Sintang, Pontianak, Kalimantan Barat
Infrastruktur jalan dan jembatan sebagai sarana membuka daerah terisolasi di pedesaan masih jadi kebutuhan utama. Banyak desa dan dusun di pehuluan terisolir lantaran tak tersedianya infrastruktur jalan. Di Kayan Hulu misalnya, 9 desa dari 14 desa di kecamatan tersebut relatif tertinggal pembangunannya sementara 5 desa lainnya bisa diakses langsung melalui jalan darat, dan sisanya masih mengandalkan transportasi sungai.
Akibat keterisoliran tersebut malah ada warga dari satu desa, yakni Desa Nanga Kemangai, yang urbanisasi ke kota kecamatan dan kota kabupaten untuk mencari pekerjaan. Ini membuat tingkat keterisolasian masyarakat dari segi ekonomi dan budaya jauh tertinggal. Ditambah, sejak diserang hama belalang kembara dua tahun terakhir ini, ladang berpindah gagal panen.
Selain tak tersedianya jalan darat menuju desa dan dusun, tertinggalnya masyarakat di daerah pehuluan sungai yang jauh di daerah terpencil juga disebabkan tak meratanya potensi SDA (sumber daya alam). Diperkirakan ada 16 ribu penduduk yang tinggal di daerah terisolir. Umumnya masyarakat itu pekerjaan utamanya ladang berpindah dan masih tergantung alam.
Kendati masih mengalami keterbatasan, menurut Abdul Sufriyadi, masyarakat Kayan Hulu masih punya keyakinan bahwa pemerintahan daerah saat ini (Milton-Jarot) bisa membuka keterisolasian di Kayan Hulu serta dapat menyediakan program-program padat karya bagi penduduk yang gagal panen pasca serangan hama belalang dua tahun terakhir ini. Karena selain ladang berpindah, masyarakat petani di Kayan Hulu juga masih bersandar dengan SDA yang ada walaupun relatif terbatas. (Pontianak Post Online, 2007)
4. Nusa Tenggara Barat
Secara geografis, NTB umumnya terisolir dari segi transportasi dan komunikasi. Hal ini bisa dilihat, kalau ke Mataram ibu kota Propinsi NTB dari Jakarta harus mampir dulu di Surabaya atau daerah lain.
Semestinya, Mataram sebagai ibu kota propinsi mampu ditempuh dari berbagai penjuru di seluruh Indonesia, khususnya Jakarta, tanpa harus mampir atau transit di daerah lain. Kendati sekarang ini, sudah ada maskapai penerbangan melayani Mataram-Jakarta dan sebaliknya, itu masih belum cukup dan mesti ditambah, sehingga akses transportasi ke NTB tetap lancar.
Di sisi lain, NTB sebagai daerah yang rawan bencana memerlukan sarana telekomunikasi memadai, sehingga mampu mengatasi permasalahan ketika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Untuk itu, adanya kerjasama daerah yang tergabung dalam forum regional di daerah ini mampu mempercepat pembangunan yang diinginkan.
Masing-masing daerah yang tergabung dalam forum regional tersebut harus saling bahu membahu mengembangkan produk-produk unggulan yang dimiliki, sehingga sesuai dengan yang diinginkan bersama. (Suara NTB, 2006)
5. Sumbawa Selatan
Wilayah selatan pulau Sumbawa masih terisolir. Tidak ada lintasan jalan sepanjang 400 kilometer. Akibatnya, terjadi hambatan pergerakan ekonomi masyarakat di desa-desa selatan daerah Nusa Tenggara Barat. Diperlukan dana pembiayaan Rp500an miliar untuk membuka isolasi daerah tersebut.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah NTB Lalu Fathurahman menjelaskan idealnya dibutuhkan kelancaran transportasi di Selatan Sumbawa. "Untuk terbukanya jalan di sana, diperlukan sekitar 50 unit jembatan penghubung," ujarnya.
Selain jalan tersebut, guna meningkatkan kesejahteraan dan sumber daya manusianya, NTB juga memerlukan ketersediaan infrastruktur lainnya berupa pembangkit listrik tenaga uap kapasitas 100 megawatt, rumah sakit umum di setiap kabupaten, air, perguruan tinggi, pendidikan dasar dan peluang lapangan kerja untuk masyarakat. (Tempo Interaktif, 2006)
6. Papua
Pemekaran daerah baru di Papua sejak tahun 2001 sampai tahun 2006 mencapai 16 daerah pemekaran. Permasalahan daerah pemekaran di Papua terkait minimnya sarana akses di daerah terpencil dan terisolir.
Permasalahan pemekaran daerah baru di Papua merupakan ketidakpuasan daerah yang terisolir dan terpencil. Selain itu, daerah pemekaran muncul karena tidak ada intervensi pembangunan dan juga minimnya intervensi negara dalam hal ini pemerintah pusat. Rencana pemekaran daerah Papua kedepan dibutuhkan sarana aksesbilitas untuk jangka panjang. (Okezone, 2007)
Dalam kunjungan kerja ke Papua, Menkokesra Aburizal Bakrie juga menyatakan bahwa diharapkan dalam tiga tahun mendatang tidak ada lagi daerah terisolir di Papua. Jalan tembus yang akan menghubungkan daerah di kawasan Pegunungan Tengah dengan kawasan pesisir di Kabupaten Timika nantinya diharapkan sudah selesai dalam waktu dekat. Dengan adanya jalan ini roda perekonomian bisa berjalan lebih lancar dan harga-harga pun tidak terlalu tinggi. (www.menkokesra.go.id, 2006)
7. Kabupaten Seram, Maluku
Kabupaten Seram Bagian Timur yang dikategorikan kabupaten miskin di Indonesia oleh Menteri Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal, kini masih terisolir khusus di bidang transportasi dan komunikasi. Ruas jalan aspal yang ada di kabupaten tersebut hanya sepanjang empat kilometer. Untuk menjangkau satu desa ke desa lain, maupun ke kota kecamatan dan kota kabupaten hanya bisa melewati laut. Itu juga kalau kondisi lautnya mendukung.
Selain dataran luas, kabupaten yang memiliki banyak pulau dan terpencil makin membuat jaringan transportasi antar pulau sangat terbatas. Banyaknya pulau-pulau terpencil itu hanya dilayari kapal perintis antara 2 hingga 4 minggu sekali di beberapa lokasi saja. Persoalan ini tentu saja berpengaruh, termasuk akses pelayanan kesehatan ke masyarakat.
Akibat kondisi itu pula, saat wabah malaria menyerang Dusun Wawasa Kecamatan Kepulauan Gorom pada awal Mei 2005 lalu menewaskan 22 orang dan 761 warga di dusun tersebut sakit parah. Warga Wawasa meninggal selain krisis pangan di daerahnya, juga akibat lambatnya penanganan kesehatan karena keterisolasiannya.
Pengobatan warga yang terjangkit malaria sulit dilakukan akibat tidak adanya fasilitas kesehatan di Wawasa. Puskesmas terdekat berada di desa induknya Amarsekaru, yang dapat ditempuh dengan menggunakan perahu tradisional ketinting selama 1 hingga 1,5 jam. Karena terbatasnya sarana tranportasi dan biaya transportasi yang tinggi, warga sulit untuk berobat dan perawat di puskesmas terdekat juga sulit mengunjungi korban. (Fkmcpr, 2006)

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

1. transportasi merupakan sarana penghubung yang sangat penting dalam mempengaruhi maju tidaknya suatu wilayah.
2. kondisi geografis daerah terisolir mengakibatkan sulitnya pembagunan sektor transportasi
3. bentuk transportasi di daerah terpencil di dominasi oleh truk, motor trail, pesawat terbang, speed boat, dan kapal laut.
4. kondisi transportasi di daerah terpencil kurang layak baik dari segi sarana maupun prasarana dan rendahnya anggaran yang disediakan untuk sektor transportasi di daerah terpencil
SARAN
1. Untuk memajukan transportasi berbagai moda di Indonesia, pemerintah harus menaruh perhatian besar pada pembangunan infrastruktur seperti jalan, pelabuhan, dan bandar udara. Selain itu yang tak kalah penting adalah terus berupaya meningkatkan pelayanan dan pemeliharaan infrastruktur-infrastruktur tersebut.
2. sehibungan dengan penyediaan berbagai macam moda saran/prasarana transportasi bagi daerah pinggiran terpencil, prioritas perlu ditekankan pada pengembangan fasilitas pelayanan transportasi di daerah pedesaan, daerah/pulau terpencil, dan daerah transmigrasi, yang diharapkan akan meningkatkan aktifitas perekonomian wilayah-wilayah tersebut.
3. selain membangun berbagai infrastruktur trasnportasi, pemerintah kiranya perlu untuk selalu menyediakan transportasi yang murah dan terjangkau bagi masyarakat di daerah terpencil/pinffiran, misalnya dengan kebijakan-kabijakan untuk menurunkan harga BBM, memberikan subsidi, melakukan pengawasan ketat terhadap tata niaga dan distribusinya dan sebagainya.
4. dalam hal peningkatan kualitas pelayanan transportas, pemerintah wajib menerapkan kebijakan-kebijakan regulasi dan manajemen transportasi yang efektif, serta melakukan pengawasan-pengawasan ketat terhadap pengoperasia kebijakan-kebijakan tersebut untuk meminimalisir penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh perusahan atau organisasi penyelenggara transportasi.
5. hal terakhir yang paling penting dari pembanaunan sarana/prasaranatransportasi adalah pembangunan dan pengembangan kualitas sumberdaya manusia di bidang transportasi. Selain itu, diperlukan peran serta segenap pengguna transportasi untuk memelihara sarana dan prasarana transportasi, serta turut mematuhi berbagai peraturan keselamatan yang ada utuk mengurangi terjadi kecelakaan.