NAMA : ERIC CAHYADI
NIM : 223107014
JURUSAN : D3 MTU A
Pembajakan pesawat (atau disebut juga pembajakan udara dan perompakan pesawat) adalah pengambilan alih sebuah pesawat terbang, oleh satu orang atau berkelompok, umumnya bersenjata. Dalam beberapa kasus, pilot dipaksa terbang berdasarkan aturan si pembajak.
Secara alternatif, salah satu dari pembajak berperan sebagai pilot. Contohnya kasus Serangan 11 September 2001; pembajak belajar menerbangkan pesawat untuk persiapan, dan/atau dipilih oleh Al-Qaeda berdasarkan kemampuan menerbangkan pesawat.
Dalam satu kasus pilot resmi membajak pesawat: pada bulan Oktober 1998, penerbangan Air China dari Beijing menuju Kunming di Yunnan, pilot tersebut terbang menuju Taiwan setelah mengancam untuk menjatuhkan pesawat dan menewaskan penumpang di dalamnya apabila anggota kru lainnya mencegahnya terbang ke Taiwan.
Tidak seperti pembajakan kendaraan darat atau kapal laut, pembajakan udara biasanya tidak diorder untuk merampok barang kargo. Agaknya, beberapa pembajakan pesawat menggunakan penumpang sebagai sandera untuk mengirim pembajak ke tujuan yang diinginkan, menahan mereka untuk tebusan, atau, sebagaimana kasus pesawat Amerika Serikat yang dibajak menuju Kuba tahun 1970, pembajak pesawat tersebut ditahan. Motif biasa lainnya adalah publisitas untuk beberapa alasan. Sejak pembajakan pesawat sebagai misil bunuh diri pada serangan 11 September 2001, pembajakan adalah jenis ancaman keamanan paling berbeda - lebih dulu penggunaan pembajakan pesawat sebagai misil bunuh diri telah dilakukan oleh Samuel Byck pada tahun 1974 dan pada Air France Penerbangan 8969 pada tahun 1994.
Pembajakan untuk sandera biasanya telah melalui jalan negosiasi antara pembajak dan otoritas, diikuti dengan beberapa bentuk penyelesaian -- tidak selalu dengan pertemuan para pembajak untuk menentukan permintaan yang asli -- atau menyerang pesawat oleh polisi atau angkatan spesial untuk menyelamatkan sandera. Tanggal 11 September 2001, kebijakan beberapa maskapai penerbangan adalah agar pilot menuruti permintaan pembajak dengan harapan akan terjadi perdamaian. Sejak itu, kebijakan tersebut telah ditarik kembali, dengan alasan kebaikan hati selama menyerang kokpit.
Pilihan untuk mencegah pembajakan adalah memeriksa agar tidak ada senjata di pesawat, memasukkan polisi udara selama penerbangan, dan menguatkan kokpit agar pembajak tidak masuk ke dalam kokpit.
Latar Belakang
Pembajakan pesawat yang terekam pertama kali pada tanggal 21 Februari 1931 di Arequipa, Peru. Byron Rickards menerbangkan sebuah Ford Tri-Motor dan kemudian dipaksa mendarat oleh pasukan revolusioner. Dia menolak untuk menerbangkan mereka dan setelah 10 hari di
Sejak tahun 1947, 60% pembajakan telah membebaskan sandera. Pada tahun 1968-69, jumlah pembajakan pesawat terbang semakin meningkat. Tahun 1968, telah terjadi 27 pembajakan dan meminta diterbangkan ke kuba. Tahun 1969, telah terjadi 82 pembajakan yang terekam di seluruh dunia, dua kali lipat lebih banyak daripada periode 1947,67. Kebanyakan orang Palestina menggunakan pembajakan sebagai senjata politik untuk mempublikasikan sebab membajak dan untuk memaksa pemerintah Israel agar membebaskan tahanan Palestina dari penjara.
Pembajakan maskapai penerbangan telah berkurang sejak mencapai puncaknya yaitu 385 insiden antara tahun 1967-76. Tahun 1977-86, total pembajakan berkurang menjadi 300 insiden dan pada tahun 1987-96, figur ini berkurang hingga 212.
Daftar Pembajakan yang Diketahui
· Israel 12 Desember 1954: Sebuah maskapai penerbangan sipil Syria dipaksa mendarat di Tel Aviv oleh jet
· Kuba 11 November 1958: Pembajakan Amerika Serikat-Kuba pertama. Pesawat Cubana en route dari Miami menuju Varadero menuju Havana dibajak oleh militan Kuba. Pembajak mencoba mendarat di Sierra Crystal di Kuba Timur untuk mengirim senjata kepada pemberontak Raúl Castro. Setelah malam hari, pesawat tersebut kehabisan bahan bakar dan mencoba mendarat darurat di pabrik gula
· Palestina 1968: Pembajakan Israel-Arab pertama, sebagaimana 3 anggota popular Front for the Liberation of Palestine (PFLP) membajak sebuah pesawat El Ai menuju Roma. Pesawat tersebut diarahkan menuju Algiers, negosiasi tersebut berlangsung selama 40 hari.
· Uni Soviet 15 Mei 1970: Urusan Pembajakan Dymshits-Kuznetsov, sebuah grup refusenik Soviet mencoba untuk membajak pesawat.
· Palestina September 1970: Sebagai bagian dari pembajakan
· Amerika Serikat 1971: D.B. Cooper membajak Northwest Orient Airlines Penerbangan 305 dan meminta tebusan sebesar $200,000 untuk pembebasan penumpang pesawat. Cooper memilih untuk terjun dengan parasut dari belakang Boeing 727 dan tidak pernah ditemukan.
· Australia 15 November 1972: Pembajakan pesawat pertama di Australia. Seorang pembajak bersenjata dengan sebuah rifle 22 sawn-of dan sebuah pisau dalam penerbangan Ansett Airlines Penerbangan 232 dari Adelaide menuju Alice Springs dengan 28 penumpang dan 4 kru. Diikuti dengan perang bersenjata di Bandara Alice Springs menghasilkan kematian si pembajak, Miloslav Hrabinec dan seorang petugas polisi terluka kritis.
· Amerika Serikat 22 Februari 1974: Samuel Byck menembak dan membunuh petugas polisi Maryland Aviation Administration, Neal Ramsburg, di BWI sebelum menyerang Delta Air Lines Penerbangan 523 menuju Atlanta. Dia mendapat akses menuju kokpit saat pesawat masih di darat, bermaksud untuk membunuh Presiden Nixon dengan menerbangkan DC-9 menuju Gedung Putih. Dia menembak kedua pilot dan ko-pilot sebelum dia ditembak melalui jendela pesawat oleh petugas lainnya.
· Palestina 1976: Pembajakan Palestina terhadap Air France Penerbangan 139 berakhir di Bandara Entebbe, Uganda oleh Operasi Entebbe: Komando Israel menyerang gedung itu, menahan para pembajak dan sandera, menewaskan semua pembajak Palestina dan menyelamatkan 105 orang, kebanyakan sandera Israel, 3 penumpang dan 1 komando tewas.
· Palestina1977: Lufthansa Penerbangan 181 (juga diketahui sebagai
· Malaysia 4 Desember 1977: Sebuah Boeing 737 Malaysia Airlines Penerbangan 653 dibajak dan jatuh di Tanjung Kupang, Johor, menewaskan 100 penumpang di dalamnya.
· Siprus 1978: 2 orang Arab merampas sebuah pesawat di Siprus. Komando Mesir terbang tanpa diundang untuk mengambil alih pesawat itu. Tentara Siprus menahan kejadian itu dan 15 orang Mesir tewas dalam serangan 45 menit.
· Jerman Timur 1979: 2 orang Jerman Timur membajak sebuah pesawat menuju Berlin Barat.
· Serbia 20 Juni dan 21 Juni 1979: Sebuah penerbangan American Airlines dari New York menuju Chicago dibajak oleh Nikola Kavaja, seorang nasionalis Serbia, meminta untuk dibebaskannya nasionalis Serbia yang ditahan di Amerika Serikat. Tidak sanggup untuk mengamankan pembebasan sahabatnya, si pembajak membebaskan semua sandera kecuali pilot, ko-pilot dan seorang kru pesawat. Mereka terbang dari
· Pakistan 1981: Sebuah jet Pakistan International Airlines dibajak dan dibawa menuju Kabul, dimana seorang penumpang tewas sebelum pesawat tersebut terbang menuju Damaskus; para sandera akhirnya dibebaskan setelah 13 hari saat Pemerintah Pakistan setuju untuk membebaskan 50 tahanan politik.
· Indonesia 1981: Pembajakan penerbangan Garuda Indonesia GA 206 pada tanggal 28 Maret 1981. Ini adalah pembajakan serius maskapai penerbangan
· Irlandia 1981: Sebuah penerbangan Aer Lingus dari Dublin menuju London dibajak dan diarahkan menuju Le Touquet di Perancis oleh seorang laki-laki yang meminta Paus membebaskan keturunan ketiga dari Fatima. Saat otoritas bernegosiasi dengan pembajak dengan radio di kokpit, pasukan spesial Perancis memasuki bagian belakang pesawat dan menundukkan si pembajak.
· Sri Lanka 1 Juli 1982: Seorang Sri Lanka, diidentifikasi sebagai Sepala Ekanayaka, yang berusia 33 tahun, membajak sebuah jumbo jet Alitalia dari Bangkok, Thailand, dengan permintaan dapat bersatu kembali dengan istri dan anaknya dan kembali ke Sri Lanka.
· India 22 Agustus 1982: Seorang militan Sikh, bersenjatakan pistol dan granat tangan, membajak sebuah Boeing 737 pada penerbangan terjadwalkan dari Mumbai menuju New Delhi membawa 69 penumpang. Pasukan keamanan
· Uni Soviet 1983: Sebuah pesawat dibajak di Tbilisi, Georgia.
· India 24 Agustus 1984: 7 pembajak muda Sikh meminta sebuah jetliner Indian Airlines terbang dari Delhi menuju Srinagar [2] agar diterbangkan menuju Amerika Serikat. Pesawat tersebut dibawa ke Uni Emirat Arab dimana menteri keamanan UAE bernegosiasi untuk pembebasan penumpang. Pembajakan ini dikaitkan dengan perlawanan penarikan diri Sikh dari negara bagian Punjab di India.
· Lebanon 1984: Pembajak Syiah
· Lebanon 1985: Pembajak Syiah
· Palestina 1985: Pembajak Palestina mengambil alih EgyptAir Penerbangan 648 dan menerbangkan pesawat tersebut ke Malta. Bersama-sama, 60 orang tewas, kebanyakan komando Mesir saat menyerang pesawat itu.
· Palestina 1986: 22 penumpang tewas saat pasukan spesial Pakistan menyerang Pan Am Penerbangan 73 di Karachi, membawa 400 penumpang dan kru setelah dikepung selama 16 jam.
· Tiongkok 1990: Pembajak merampas sebuah pesawat dari Republik Rakyat Cina yang mana terjatuh setelah mencoba mendarat di
· Pakistan 1991: 26 Maret 1991, Singapore Airlines Penerbangan 117 dibajak oleh 4 orang yang mengklaim anggota dari Partai Rakyat Pakistan. Anggota Pasukan Operasi Spesial Elit Singapura menyerang pesawat tersebut, menewaskan 4 pembajak dan membebaskan 118 penumpang dan 9 kru dalam waktu 30 detik. Tidak ada penumpang dan kru yang terluka.
· Amerika Serikat 1994: FedEx Penerbangan 705 dibajak oleh karyawan Auburn Calloway yang putus asa dan meninggalkan Memphis, Tennessee dengan maksud memanfaatkan pesawat sebagai misil terhadap FedEx Headquarters. Akhirnya dia dapat diatasi oleh kru pesawat sebelum pendaratan darurat di
· Aljazair 1994: Air France Penerbangan 8969 dibajak oleh 4 teroris GIA yang merencanakan untuk menabrak Menara Eiffel. Setelah mengeksekusi 3 penumpang, komando GIGN menyerang pesawat, menewaskan semua pembajak dan membebaskan semua penumpang.
· Iran 1995: Pembelot
· Palestina 1996: Pesawat Hemus Air Tu-154 dibajak oleh seorang Palestina, Nadir Abdallah, terbang dari Beirut menuju Varna. Si pembajak meminta agar pesawat mengisi bahan bakar dan terbang menuju Oslo, Norwegia setelah mendarat di Bandara Varna. 150 penumpang dibebaskan di
· Ethiopia 1996: Ethiopian Airlines Penerbangan 961 jatuh di Samudera hindia setelah para pembajak menolak pilot agar mendarat dan mengisi bahan bakar. 125 penumpang tewas dan 50 penumpang selamat. Pembajakan ini hanyalah insiden ke-3 yang mana terdapat penumpang selamat pada pesawat jet penumpang yang jatuh ke air.
· Malta 1997: Dua laki-laki yang membajak pesawat Air Malta en route dari Malta menuju Turki pada tanggal 9 Juni 1997, menyerah kepada polisi di bandara Cologne pada hari yang sama dan dibebaskan. 80 anggota kru dan penumpang pesawat selamat.
· Jepang 1999: All Nippon Airways Penerbangan 61 dibajak oleh seorang laki-laki. Dia membunuh pilot sebelum dia ditundukkan.
· Afganistan 2000: Ariana Afghan Airlines Boeing 727 dibajak selama penerbangan oleh Taliban, dan berakhir di Bandara London Stansted, dimana kebanyakan penumpang mengklaim dirinya seorang suaka politik.
· Pakistan 1999-2000: Teroris berbasis
· Filipina 2000: Philippine Airlines Penerbangan 812 dibajak en route dari Davao City, Filipina menuju Manila. Pembajak tersebut keluar dengan menggunakan parasut saat pesawat masih terbang. Akhirnya dia ditemukan dalam keadaan tewas.
· Amerika Serikat 2001: Serangan 11 September 2001, Amerika Serikat bagian timur: 19 teroris membajak 4 pesawat (American Airlines Penerbangan 11, American Airlines Penerbangan 77, United Airlines Penerbangan 93, United Airlines Penerbangan 175). Keempat pesawat tersebut digunakan sebagai misil untuk menghasilkan kerusakan infrastruktur pada serangan teroris terburuk yang mencemarkan nama Amerika dalam sejarah; dua dari empat pesawat, United 175 dan American 11 ditabrakkan ke bangunan World Trade Center (WTC) di New York City, menghancurkan komplek WTC. American 77 ditabrakkan ke bangunan Pentagon,
· Turki 2006: Turkish Airlines Penerbangan 1476 terbang dari Tirana menuju Istanbul, dibajak di atas langit Yunani. Pesawat tersebut ,dengan 107 penumpang dan 6 kru di dalamnya, mengirim 2 kode sinyal pembajakan yang mana ditanggapi oleh angkatan udara Yunani
Pencegahan
Telah terjadi pembicaraan mengenai penguatan pada pintu kokpit untuk mencegah pembajak memasuki dan mengontrol pesawat. Di Britania Raya, Amerika Serikat, India, dan Australia, polisi udara telah ditambahkan pada beberapa penerbangan untuk menakuti pembajak dan mengagalkan pembajakan. Lainnya, beberapa penerbangan telah menambah sistem remote control untuk pesawat dimana tidak seorangpun yang dapat mengontrol penerbangan pesawat.
Dalam kasus berisiko serius seperti pesawat ditabrakkan menuju sebuah target, upaya yang harus dilakukan adalah menembak jatuh pesawat, menewaskan semua penumpang dan kru, untuk mencegah konsekuensi serius yang lebih parah.
Pilot pesawat komersial Amerika Serikat sekarang memiliki pilihan untuk membawa sebuah pistol pada dek pesawat, agar dapat menakuti si pembajak. Menembak jatuh pesawat dan menewaskan semua orang di dalamnya akan menjadi lebih berisiko daripada pilot menembak pistol pada sebuah maskapai penerbangan si dek pesawat. Menjinakkan peledak di dalam pesawat, bagaimanapun, adalah mitos, dan menurut persetujuan Amerika Serikat, perbuatan tersebut sangat mustahil dilakukan. [2]
Sejak "Hi, Jack" dan "hijack" dianggap mirip, ucapan ini secara luas dianggap sebagai ancaman keamanan di beberapa bandara. Bandara Internasional Los Angeles memperingatkan penumpang agar tidak mengucapkan "Hi, Jack" atau "Hey, Jack", tetapi mengucapkan "Hello, Jack" agar tidak dianggap membajak (hijack).
Satu tugas keamanan bandara untuk mencegah pembajakan adalah dengan memeriksa penumpang dan menyita benda apapun yang dapat digunakan sebagai senjata (bahkan benda yang kecil seperti gunting kuku).
TUGAS REMEDIAL ISO
NAMA : ERIC CAHYADI
NIM : 223107014
JURUSAN : D3 MTU A
Penerapan Sistem Managemen Mutu
di lingkungan LPMP Jawa Barat
Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Jawa Barat Merupakan unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat di Lingkungan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional. Sebagai Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan, LPMP bertujuan memberikan layanan yang terbaik dalam mutu pendidikan, sesuai dengan standar yang ditetapkan pemerintah.
Sebagai komitmen untuk mencapai tujuan diatas, LPMP menyusun, mengembangkan dan menetapkan alat bantu manajemen berupa Sistem Manajemen Mutu (SMM) yang disusun dan mengacu pada standar ISO 9001:2008, mencakup proses-proses yang berkaitan dengan standar Penjaminan Mutu Pendidikan, sesuai dengan Permendiknas Nomor 49 tahun 2008.
Tugas Pokok Dan Fungsi
Sesuai dengan Permendiknas nomor 49 tahun 2008 :
1. Pemetaan mutu pendidikan dasar dan menengah termasuk TK, RA, dan Bentuk lain yang sederajat.
2. Pengembangan dan pengelolaan sistem informasi mutu pendidikan dasar dan menengah termasuk TK, RA atau bentuk lain yang sederajat
3. Supervisi satuan pendidikan dasar dan menengah termasuk TK, RA atau bentuk lain yang sederajat dalam pencapaian standar mutu pendidikan
4. Fasilitasi sumber daya pendidikan terhadap satuan pendidikan dasar dan menengah termasuk TK, RA, atau bentuk lain yang sederajat dalam penjaminan mutu pendidikan.
5. Pelaksanaan urusan administrasi LPMP
Nilai Inti
* Religius
* Profesionalisme
* Transparan
* peduli Lingkungan
* Berwawasan global
* Akuntable
Kebijakan Mutu Lembaga
Loyal terhadap kebijakan pemerintah sertasistem manajemen mutu ISO 9001:2008 dalam menjalankan tupoksi lembaga
Prima dalam memberikan pelayanan untuk menyelengarakan Good Governance sehingga mencapai kepuasan pelanggan
Mutu dan daya saing menjadi prioritas lembaga untuk ditingkatkan secara terus menerus
Pemerataan akses informasi pendidikan di Jawa Barat
JAminan mutu pendidikan berdasarkan Standar Nasional Pendidikan
BARometer informasi di Jawa Barat
Sasaran Mutu Lembaga
1. Terlaksananya program penjaminan mutu pendikan dengan target kepuasan pelanggan minimal 80%
2. Terlaksananya pelayanan non akademis dengan tingkat kepuasan pelanggan internal dan eksternal minimal 80%
Sasaran Mutu Seksi/Subbag
Sub Bagian Umum :
1. Tercapainya tingkat kehadiran pengawai minimal 85% setiap bulan
2. Terlaksananya program peningkatan kompetensi pegawai dengan tingkat ketercapaian minimal 50%
3. Terlaksananya pelayanan non akademis dengan tingkat kepuasan pelanggan internal dan eksternal minimal 75%
Seksi Program dan Sistem Informasi :
1. Meminimalkan keluhan pelanggan terhadap putusnya koneksi dengan client dengan jaringan lokal LPMP Jawa Barat tidak lebih dari 10%
2. Tersedianya data pendidik dan tenaga kependidikan di Jawa Barat dengan tingkat keakuratan minimal 80%
3. Tersajikannya informasi pendidikan melalui media cetak dengan tingkat kepuasan pelanggan 80%
4. Terdapatnya minimal 5 informasi baru dalam website LPMP Jawa Barat setiap bulannya.
Seksi Pemetaan Mutu dan Supervisi :
1. Terlaksananya program pemetaan mutu dan supervisi pendidikan di Jawa Barat dengan tingkat kepuasan pelanggan minimal 85%
2. Terlaksananya program monitoring dan evaluasi dengan tingkat kepuasan pelanggan minimal 85%
Seksi Fasilitasi Sumber Daya Pendidikan :
1. Terselenggarakannya fasilitasi pendidik dan tenaga kependidikan dengan tingkat kepuasan 70%
2. Terfasilitasinya bantuan teknis penyaluran dana hibah bagi pendidik dan tenaga kependidikan dengan tingkat keterserapan minimal 70% dalam kurun waktu dua bulan setelah MoU
Koordinatorat Widyaiswara :
1. Melakukan layanan akademis dengan tingkat kepuasan pelanggan minimal 80%
2. Terlaksananya program peningkatan kompetensi tenaga fungsional melalui seminar atau kajian mutu pendidikan minimal 6 kali dalam setahun
Pos Wajib
1. PW-1, Pengendalian Dokumen
2. PW-2, Pengendalian Rekaman
3. PW-3, Audit Mutu Internal
4. PW-4, Pengendalian produk tidak sesuai
5. PW-5, Tindakan Korektif
6. PW-6, Tindakan Pencegahan
Pos Pendukung
1. PP-1, Tinjauan Manajemen
2. PP-2, Pengembangan SDM
3. PP-3, Penugasan Personil dan Tata Laksana
4. PP-4, Pemeliharaan Fasilitas dan Lingkungan Kerja
5. PP-5, Pembelian
6. PP-6, Analisa Data dan Perbaikan
Pos Utama
1. PU-1, Perancangan Program
2. PU-2, Perencanaan Program
3. PU-3, Pelaksanaan Program
4. PU-4, Monitoring dan Evaluasi Program
Intruksi Kerja
Sub Bagian Umum
Pengadaan pegawai, Identitas Pegawai, Kesejahteraan dan Penghargaan, Kepangkatan, Disiplin Pegawai, Keuangan, Administrasi Perpustakaan dan Sumber Belajar, Sirkulasi Bahan Pusataka dan Sumber Belajar, Pengembangan Sumber Belajar, Pesanan Akomodasi dan Konsumsi, Fasilitasi Akomodasi dan konsumsi.
Seksi Program dan Sistem Informasi
Produksi Data, Penyajian Informasi Media Cetak, Pengembangan Website, Pengembangan Perangkat Sistem Informasi, Pemeliharan jaringan, Back-up Data Lembaga.
Seksi Pemetaan Mutu dan Supervisi
Pemetaan, Supervisi, Monitoring, dan Evaluasi.
Seksi Fasilitasi Sumber Daya Pendidikan
Pemberian Dana Hibah, Fasilitasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar